Jika di Kabupaten Kebumen tahun
1915 (diresmikan 1 Januari 1916) telah berdiri sebuah rumah sakit yang dirikan
oleh De Zendingsarbeid der Friesche
Gereformeed Kerken alias Badan Misi dari Gereja Reformasi bernama Pandjoeroeng
maka di Karanganyar dua tahun kemudian dibangun sebuah rumah sakit pribumi atas
inisiatif Bupati Karanganyar yang terakhir yaitu Iskandar Tirtokusumo untuk
memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan masyarakat Karanganyar tahun 1919 dan
diresmikan 15 Juni 1924 bernama Nirmolo
(Teguh Hindarto, Wetan Kali Kulon Kali: Mengenang
Kabupaten Karanganyar Hingga Penggabungan Dengan Kabupaten Kebumen 1936, 2021:107)
Dalam buku tersebut penulis telah
melakukan kajian mengenai inisiator pendirian, tarikh pendirian, cabang-cabang
rumah sakit serta kontribusinya bagi penduduk Karanganyar maka dalam tulisan
pendek ini penulis akan mengulas nama-nama dokter yang tercatat dalam dokumen
kolonial Belanda maupun Jepang.
Dalam sebuah berita berjudul, Het Inladsch Ziekenhuis ‘Nirmala’ te
Karang-Anjar yang dimuat harian Bataviasch
Nieuwsblad (10 Juni 1925) didapati keterangan penting mengenai inisiator
pendirian rumah sakit Nirmala dan tarikh pendirian serta biaya pembangunan yang
diperlukan. Yang tidak kurang pentingnya adalah sebuah keterangan penting bahwa
rumah sakit tersebut dikepalai oleh seorang Dokter Jawa bernama Raden Moehiman.
Berikut kutipannya:
Kepala rumah sakit itu adalah seorang dokter pemerintah (gouvernements-arts)
bernama Raden Moehiman, yang gajinya ditanggung oleh pemerintah, sehingga
jumlah itu juga harus dianggap sebagai subsidi, sedangkan selama paruh kedua
tahun 1924 bantuan masih diberikan hingga sejumlah f 2.885, dimana sejumlah f
500 ditambahkan oleh Bank Kabupaten Karang-Anjar; namun, subsidi itu ditarik
sebelum tahun 1925.
Siapakah sebenarnya dokter Raden Moehiman?
Dalam sebuah buku yang diterbitkan di era Jepang dengan judul Orang
Indonesia Jang Terkemoeka di Djawa (Gunseikanbu 1944:333), diperoleh data
penting mengenai Raden Moehiman. Dilahirkan pada tanggal 13 Mei 2539 tahun
Jepang yang berarti jatuh tahun 1869. Latar belakang pendidikannya adalah
lulusan ELS (Europeesche Lagere School)
dan lulusan Sekolah Dokter Jawa tahun 2560 (1900) dan Inlands Arts tahun 2573 (1913). Bekerja menjadi Stadverband
Semarang dari tahun 2560-2572 (1890-1912), menjadi dokter di Manokwari, Papua,
Surabaya, Jepara, Pacitan, Kepahiang dari tahun 2572-2573 (1912-1913). Menjadi
Asisten Leerar Stovia, Jakarta tahun 2573 (1913), menjadi dokter rumah sakit di
Kebumen tahun 2573 (1913) dan menjadi pengurus rumah sakit Nirmolo tahun 2584-2592
(1924-1932). Pensiun pada tahun 2592 (1932). Namun dipekerjakan kembali menjadi
wakil dokter di Kabupaten Kendal pada tanggal 7 Mei 2603 (1943). Anggota Regentschapraad Kabupaten Karanganyar
dan menjadi anggota Perkumpulan “Panti Hoesoedo” pada tanggal 16 Agustus 2603
(1943)
Keluarga dr Moehiman
Selain dokter Moehiman ada lagi dokter Goelarso. Nama dr Goelarso muncul saat terjadi kegiatan perlombaan dalam rangka pembentukan ASIB atau Algemeen Steundfonds voor Inhemsche Behoftigen (Dana Sokongan Umum Untuk Penduduk Pribumi Miskin) di Karanganyar. Pembukaan dirayakan dengan meriah dengan dibukanya berupa pasar malam selama 8 hari di alun-alun dan sejumlah perlombaan selama beberapa hari al., sepak bola, panahan, tenis meja, bahkan balapan sepeda. Sebuah pawai berjalan dari Karanganyar menuju Gombong (15 km) dengan melibatkan pemuda pribumi dan sejumlah siswa sekolah baik sekolah desa, sekolah Hollandsh Inlandsch School ataupun Europesche School.
Di antara lomba yang menarik
dilaporkan adalah balapan sepeda (wielerwedstrijd).
Ada 13 pembalap yang berasal dari beberapa kota al., dari Yogyakarta, Semarang
dan Banyumas, dengan beberapa nama peserta Indardjo, Djajadi, Moedjono, Worner
dan Verscheuren. Meski turun hujan, Bupati melepas balapan sepeda pada pukul
07.15 dan ambulan dari rumah sakit Nirmolo mendampingi peserta. Dr Goelarso
nampak mendampingi Bupati Karanganyar bersama mobil panitia saat perlombaan
sepeda berjalan (Teguh Hindarto, Kemeriahan
di Alun-Alun Karanganyar dan Perlombaan Balapan Sepeda Tahun 1935 - http://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2021/01/perlombaan-balapan-sepeda-di.html)
Siapakah dr Goelarso? Masih dalam sebuah buku yang diterbitkan di era Jepang dengan judul Orang Indonesia Jang Terkemoeka di Djawa (Gunseikanbu 1944:305) diperoleh keterangan penting mengenai aktifitas dr Goelarso sbb: Nama lengkapnya Goelarso Astrohadikoesoemo. Lahir di Pati pada tahun 2564 (1904). Mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) pada tahun 2578 (1918) dan Middelbare Landbouw School (MLS), serta STOVIA (Indlandsch Arts pada tahun 2589 (1929). Pernah bekerja di Centraal Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ), Jakarta kemudian pindah ke CBZ Semarang. Pada tahun 2590 (1930) ditugaskan di Wonosobo dan Kroya. Bertugas di Bulungan dan Tanjung Selor, Kalimantan Utara pada tahun 2590-2595 (1930-1935). Pada tahun 2595-2597 (1935-1937) menjadi dokter bagian Medisch Hygienische Propaganda di Karanganjar kemudian pada tahun 2597-2598 (1937-1938) menjadi dokter di Kebumen.
Kemudian pada tanggal 1 Desember 2602 (1942) menjadi wakil
kepala Rumah Sakit Kebumen. Pernah duduk dalam keanggotaan Adviescommisie Inheemsche Geneeskracbtige Kruiden. Sejumlah karya
ilmiah yang pernah dipublikasikan al., Larven
en Muskietenvangsten ini Onderafdeelingen.
Boeloengan (2594/1934). Organisasi yang pernah diikutinya adalah Jong Java dan menjabat sebagai ketua.
Nama dr Goelarso berulang kali
muncul dalam surat kabar. Minggu malam
ini pukul 8 di ruang rapat kantor kabupaten (Kebumen), dokter Goelarso akan
memberikan kuliah tentang kehidupan dan pekerjaan pasangan Curie dan Johann
Röntgen, demikian tulis berita berjudul, Voor de Kankerbestrijding oleh surat kabar De Locomotief (29 November 1938). Nama dr Goelarso muncul kembali
dalam sebuah berita mengenai penayangan film propaganda kesehatan bagi
masyarakat Kebumen. Saat itu jabatannya adalah Dienst der Medisch Hygiënische (Dinas Propaganda Kebersihan Medis)
di Kebumen dan bersama Bupati Kebumen berhasil menayangkan film propaganda
kesehatan dari N.I.O.G yang dipimpin Volkstedt dan Brouwer sebagaimana
dilaporkan De Locomotief (16 Maret 1938).
Dalam daftar riwayat organisasi
yang dikeluarkan Gunzeikanbu (1944) disebutkan bahwa dr Goelarso pernah menjadi
Ketua Jong Java sebelum bertugas
sebagai dokter. Dalam catatan sejarah organisasi Jong Java kelak berganti menjadi Indonesia Muda. Anggotanya berjumlah 25.000 orang. Selama
berdirinya hingga akhirnya bubar ketua pengurus besar Jong Java berturut-turut
adalah: Satiman Wirjosandjojo (1915-1917), Suhardi Ariotedjo (1917-1918), Sukiman
Wirjosandjojo (1918-1919), Sutopo (1919-1920), Mukhtar Atmo Supardjojo
(1921-1922), Ma’amun (1923), Samsuridjal (1923-1924), Sumarto Djojodihardjo
(1925), Sunardi Djaksodipuro (1926), Gularso Astrohadikusumo (1927), Sarwono
Prawirohardjo (1928); dan Kuntjoro Purbopranoto (1929) (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/Vredeburg/diorama-kongres-jong-java-di-yogyakarta-diorama-museum-benteng-vredeburg-yogyakarta/)
Melihat sejumlah nama dokter yang
pernah bekerja di Kabupaten Karanganyar sebelum dihapuskan statusnya sebagai
kabupaten pada tahun 1935 dan kemudian digabungkan ke Kebumen mulai tahun 1936
al., dr. Moehiman dan dr Goelarso maka nama-nama mereka selayaknya dikenang
oleh masyarakat Kebumen melalui penyematan nama-nama mereka menjadi nama jalan
ataupun nama sebuah gedung pemerintahan. Apalagi dalam website yang pernah
dikeluarkan pihak RSUD Kebumen bahwa nama dr. Goelarso sempat akan dijadikan
nama rumah sakit daerah ini (https://rsuddrsoedirman.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/53/sejarah-rumah-sakit-umum-daerah--dr.-soedirman).
Maka nama dr. Goelarso yang pernah menjabat Ketua Jong Java dan wakil kepala Rumah Sakit Kebumen ini layak diberikan
tempat yang selayaknya dalam sejarah kesehatan masyarakat Kebumen.
Dan tidak kurang penting untuk dikenang dalam memori masyarakat Kebumen khususnya Karanganyar sebagai eks kabupaten yang lebih luas dari Kebumen di era kolonial. Nama Tirtoekoesoemo dan Iskandar Tirtokoesoemo selayaknya pula diberi tempat selayaknya dengan menjadikan nama-nama mereka sebagai nama jalan. Tirtokoesoemo adalah Bupati Karanganyar dan Ketua Boedi Oetomo pertama (Teguh Hindarto, Mengenang Tirtoekoesoemo, https://www.qureta.com/post/mengenang-tirtokoesoemo) dan Iskandar Tirtokoesoemo adalah Bupati Karanganyar terakhir putra Tirtokoesoemo dan menjadi inisiator pendirian Rumah Sakit Nirmolo (Teguh Hindarto, Mengenal Iskandar Tirtoekoesomo:Penerima Song Song Kuning dan Pendiri Ziekenhuis Nirmolo - http://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2020/05/mengenal-iskandar-tirtoekoeosoemopeneri.html) di mana dr Moehiman dan dr Goelarso pernah bertugas sebagai dokter di rumah sakit tersebut
Kiranya pemerintahan Kabupaten
Kebumen dapat memberikan apresiasi terhadap nama tokoh-tokoh yang telah
dituliskan dalam artikel ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar