Sabtu, 29 Juli 2023

MENGENANG YANG TERLUPAKAN: PROF H. SOENARDJO, PUTRA PEJAGOAN DAN MENTERI PERDAGANGAN ERA SUKARNO 1957-1958

Adalah Haji Aboengamar, seorang pengusaha genteng di Sokka Kebumen (sebelum tahun 1936 masuk wilayah kabupaten Karanganyar) yang sangat terkenal produk genting dan batu batanya ke berbagai pelosok Jawa bahkan luar negeri.

RADEN SAID PRAWIROSASTRO: DARI SENJAKALA HINDIA BELANDA DAN JEPANG HINGGA FAJAR INDONESIA RAYA

Raden Said mungkin samar terdengar dan hanya diketahui beberapa generasi lanjut usia di Kebumen serta lingkaran keluarga tertentu. Namun figur satu ini menjadi salah satu dari sekian banyak saksi bagaimana pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang berakhir dan pemerintahan baru lahir yaitu Republik Indonesia.

KEBUMEN DALAM PERISTIWA BANJIR BESAR DI JAWA 21-23 FEBRUARI 1861

Sumber gambar: Wikipedia.com

Sebuah peristiwa mengerikan terjadi pada tanggal 21-23 Februari 1861 di Jawa – 161 tahun silam – ketika masih di bawah kekuasaan Hindia Belanda. Peristiwa mengerikan itu adalah banjir besar yang melanda sebagian besar wilayah Jawa khususnya Jawa Tengah. Tidak terkecuali Kabupaten Kebumen yang ketika peristiwa itu terjadi masih berada di bawah Karesidenan Bagelen.

MELACAK JEJAK HOTEL JULIANA DI KEBUMEN TAHUN 1930-AN

Keberadaan sebuah hotel, selain sebagai sebuah tempat menginap sementara bagi orang yang hendak melakukan perjalanan jauh, tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan kegiatan pariwisata. Berbicara mengenai pariwisata, sejak era kolonial khususnya ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda kegiatan pariwisata telah cukup berkembang sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Keseriusan pengelolaan kegiatan pariwisata di Hindia Belanda khususnya oleh pihak swasta Belanda adalah dengan didirikannya perhimpunan bernama Vereeniging Toeristenverkeer (VTV) pada tanggal 24 Maret 1908 di Noordwijk, Batavia dan pemerintah memberikan subsidi sebesar 25 gulden (Ahmad Sunjayadi, Pariwisata di Hindia Belanda (1891-1942), 2019:143).

Jumat, 28 Juli 2023

YANG HILANG YANG BERTAHAN DI KARANGBOLONG: DARI SARANG WALET HINGGA RATU KIDUL SERTA PESTA RAKYAT

Jika kita mendengar nama Karangbolong di Kebumen, tentu bagi yang senang bepergian dan berwisata akan mengingat nama ini sebagai sebuah pantai dan gua yang memiliki sarang burung walet serta tempat yang dikhususkan dalam bentuk pesanggrahan berdasarkan kepercayaan masyarakat terhadap Ratu Kidul.

AMBACHTSSCHOOL (SEKOLAH PERTUKANGAN) DI KEBUMEN: PERAN DAN KONTRIBUSINYA BAGI PEMBENTUKAN MASYARAKAT MANDIRI

Sebelum kebijakan Politik Etis (Etische Politiek) diterapkan di Hindia Belanda, kebijakan pendidikan lebih ditekankan untuk menghasilkan tenaga terdidik yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan kolonial semata-mata. Namun sejak tahun 1901 ketika kebijakan Politik Etis diterapkan di Hindia Belanda, arah perubahan kebijakan pendidikan bukan sekedar melayani kepentingan kolonial namun berupaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat Hindia Belanda (Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan, 1993:73-74).

Kamis, 27 Juli 2023

BUPATI ARUNG BINANG VII: KARYA DAN KONTRIBUSINYA BAGI PEMBANGUNAN KEBUMEN ERA KOLONIAL

Jika kita mengunjungi makam Arung Binang VII di Kebejen, Kutawinangun, Kebumen maka kita hanya mendapatkan keterangan tanggal dan bulan serta tahun wafat beliau yaitu 12 November 1945. Mengapa tokoh penting ini sampai tidak terdeteksi tahun kelahirannya?

Kamis, 20 Juli 2023

MENCARI DR GOELARSO ASTROKOESOEMO

Mengapa judul artikel ini “Mencari Dr. Goelarso Astrokoesoemo?” Bermula dari sebuah kegelisahan saat membaca sejarah RSUD Dr. Soedirman Kebumen yang memberikan keterangan sbb: “Namun kondisi ini sudah tidak strategis lagi dimasa sekarang, dan efektif sejak 1 maret 2015 Operasional RSUD Kebumen pindah secara keseluruhan ke gedung baru yang beralamat di Jalan Lingkar Selatan Desa Muktisari Kecamatan Kebumen. 

Sabtu, 01 Juli 2023

DARI FORT COCHIUS HINGGA VAN DER WIJCK:

Lembaran Kisah Sebuah Benteng Oktagonal di Gombong

Sebuah benteng berbentuk segi delapan (oktagonal) berwarna merah berdiri megah di Desa Sidayu, Gombong. Sekalipun nampak lusuh dan dilahap zaman - ketika kita memasuki kawasan benteng dan setiap lorong satu ke lorong lainnya – namun menyimpan lapisan demi lapisan kisah dari periode yang berbeda yang tidak banyak diketahui publik.

CH. RAPAPORT DARI PENSIUNAN MILITER MENJADI PENGUSAHA DI GOMBONG

Nama Ch. Rapaport tidak akan kita temukan dalam buku sejarah karena memang namanya tidak dihubungkan dengan peristiwa heroik yang kerap menghiasi sejumlah buku sejarah khususnya di era Hindia Belanda.

JEMBATAN TEMBANA DI ATAS SUNGAI LUK ULA

Jembatan tua sepanjang kurang lebih 170 meter ini tegak berdiri menghubungkan wilayah Kebumen bagian barat dengan Kebumen bagian timur. Semasa Karanganyar masih menjadi kabupaten sebelum penghapusan pada tahun 1935 dan penggabungan dengan Kebumen pada tahun 1936 (Teguh Hindarto, Resesi Ekonomi Dunia Yang Menghantarkan Penghapusan Kabupaten di Jawa - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2021/02/resesi-ekonomi-dunia-yang-menghantarkan.html) sungai Luk Ula menjadi batas wilayah masing-masing kabupaten.

JEJAK DAN PENINGGALAN KIAI SADRACH SOEROPRANOTO


Donga Rama Kawula

Sekar Pucung

Dhuh Ramalun, ingkang mungggweng suwargagung, mugi asma Tuwan linuhurna sagung jalmi, kraton Tuwan mugi rawuh mring pra umat.