Senin, 24 Oktober 2022

BAMBU DI MASA LALU DAN MASA KINI

Sebuah foto yang memperlihatkan kehidupan masyarakat Kebumen yang membawa gerobak berisikan pring (bambu) di sekitar tahun 1920-1930-an dengan mengambil lokasi di sekitaran alun-alun.Tidak begitu jelas apakah di alun-alun utara di mana pendopo dan rumah regent (bupati) berada atau dari arah alun-alun selatan di mana terletak Hotel Juliana (Teguh Hindarto, Melacak Jejak Kisah Hotel Juliana di Kebumen - https://www.qureta.com/post/melacak-jejak-kisah-hotel-juliana-di-kebumen).

Minggu, 23 Oktober 2022

DARI PANJER MENJADI KEBUMEN: SEBUAH KRONIK SINGKAT

Prof Sugeng Priyadi dalam bukunya, Sejarah dan Kebudayaan Kebumen mengatakan, “Sejarah Kebumen pada hakikatnya merupakan sejarah yang berkecenderungan terpecah-pecah atau disintegrasi daripada terintegrasi. Hal itu terjadi karena wilayah Kebumen  terbagi-bagi. Ada yang masuk wilayah mancanegara kilen dan ada pula yang masuk wilayah negaragung” (2004:1-2). Bukan hanya itu, menurut DR. Tanto Sukardi, M.Hum dalam bukunya Tanam Paksa di Banyumas: Kajian Mengenai Sistem Pelaksanaan dan Dampak Sosial Ekonomi, bahwa saat Banyumas masih menjadi wilayah mancanegara kasunanan dan dibagi dua yaitu Banyumas Kasepuhan dan Banyumas Kanoman tahun 1816, sebagian Panjer masuk wilayah Banyumas bersama Adireja, dengan Adipala, Purwokerto, Banjarnegara. Pemerintahan Panjer pada waktu itu dipegang oleh Raden Ngabehi Reksapraja (2017:18).

Senin, 10 Oktober 2022

MELIHAT KEBUMEN DAN GOMBONG DALAM BUKU "GIDS VOOR AMBTENAREN" 1910

Ketika kita melihat berbagai jejak kehidupan masa lalu di kota kita – baik dalam bentuk bangunan rumah pribadi, bangunan kantor, pabrik, jembatan, monumen yang keseluruhannya memperlihatkan sifat lawas – mungkin kita sempat bertanya, bagaimana sich kehidupan di masa lalu di saat sejumlah bangunan atau struktur lawas tersebut masih baru dan difungsikan?