Selasa, 31 Januari 2017

EKSISTENSI TIONGHOA DI KEBUMEN: MELACAK JEJAK TAN PENG NIO

Keberadaan etnis Tionghoa telah lama masuk ke Nusantara sekitar Abad 4 Ms. Ini dapat dilacak dari sejumlah catatan bersejarah yang ditulis oleh para rohaniawan Tionghoa yang berkunjung ke Jawa dan Sriwijaya. Prof. Slamet Mulyana menuliskan fakta sejarah dengan menyebutkan beberapa nama seperti Fa Hien yang menuliskan perjalanan ziarahnya antara tahun 399 sampai 414 dengan judul Fahueki. Kemudian rohaniawan I Tsing yang mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 dan menuliskan buku sejarahnya dengan judul Nan-hai-chi-kuei-naifa-chuan dan Ta-t’ang-si-yu-ku-fa-kao-seng-chuan. Kemudian pada ekspedisi pertama laksamana Ceng Ho tahun 1405 singgah di bandar Samudra Pasai hingga menimbulkan hubungan baik antara Tiongkok dan Samudra Pasai dan menarik para saudagar Tiongkok datang ke Pasai. Bahkan dalam kajiannya yang kontroversial Prof Slamet Mulyanan mengidentifikasi bahwa beberapa dari anggota Wali Songo serta pemimpin Demak berdarah Tionghoa (Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara, 2013:1-99).

ANAKRONISME DALAM KISAH BADRANALA


Beberapa waktu dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Sdr Arif Widodo dengan judul, Badranala Gunakan Bunker sebagai Pertahanan Pasukan  (Suara Merdeka, 16 Desember 2016) disebutkan bahwa saat pasukan Badranala menghadang pasukan VOC di pantai petanahan, dipergunakanlah sejumlah bunker sebagai benteng pertahanan sehingga dapat menghalau panser-panser VOC. Selengkapnya artikel tersebut menuliskan sbb: “Penguasa pertama di daerah ini, Badranala, menggunakan bunker sebagai pertahanan pasukan saat menghalau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Pantai Petanahan, Kebumen pada 17 Mei 1643. Keberadaan bunker itu masih membekas dan diketahui oleh masyarakat setempat yang kini usianya sudah lebih dari 70 tahun”. Diakhir artikel, Sdr Arif Widodo mengatakan, “Adapun pasukan Belanda menggunakan kapal besar dengan mendaratkan puluhan panser. Namun panser baja itu tak mampu menembus pertahanan pasukan Badranala”.