Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947) dilanggar Belanda. Agresi Militer I dimulai (21 Juli 1947). Sejumlah pertempuran terjadi di wilayah Kebumen dan Karanganyar. Tepatnya 19 Agustus 1947, Jumat Pon, satu batalyon pasukan Belanda yang berkedudukan di Gombong menyerang Batalyon 62 TNI di Kajoran, Karanggayam.
Pasukan TNI di bawah pimpinan Mayor Panodjoe dipukul mundur ke Celapar terpaksa meninggalkan Gunung Pukul. Tanggal 20 Agustus 1947, pasukan TNI kembali mempertahankan Karanggayam. 25 orang gugur dalam pertempuran (Gelegar Bagelen: Perjuangan Resimen XX Kedu Selatan 1945-1949 dan Pengabdian Lanjutannya, 2003:154)
Ada kejadian menggelikan sekaligus memilukan di tengah pertempuran Karanggayam 19 Agustus 1947. Pasukan Belanda yang telah berhasil memukul mundur TNI dan menguasai Gunung Pukul justru terlibat baku tembak dengan pasukan Belanda yang baru saja menguasai kuburan Pamekas namun tidak tahu jika pasukan Belanda lainnya telah menguasai Gunung Pukul. Akibat baku serang sesama pasukan Belanda, dilaporkan 60 anggota pasukan Belanda tewas di Karanggayam.
Sayang, kondisi di dalam monumen Purangga (Pertempuran Karanggayam) dipenuhi semak dan warna tembok yang mulai melusuh kurang terawat. Berhentilah sejenak kawan. Kenanglah mereka yang pernah berjuang memanggul senjata mempertaruhkan nyawa. Mempertahankan republik yang masih berusia sangat muda.
"Mereka tidak memaksa kita melakukan apa-apa untuk mereka, mereka hanya ingin diingat dan sayangnya kita memiliki ingatan yang pendek" (Albert Camus, The Fall (edisi terjemahan), 2017:38-39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar