Kamis, 15 Desember 2022

MISTERI MAKAM BELANDA TANPA NAMA DI AMBAL DAN KARANGANYAR, TERPECAHKAN!

 

Eureka! Akhirnya, misteri Europeesche Begraafplaats (pekuburan Eropa/Belanda) tanpa nama di Ambal dan Karanganyar kini telah terpecahkan. Seperti Archimiedes yang berseru, Eureka! (aku telah menemukan) saat menemukan bahwa setiap benda memiliki massa jenis yang berbeda, demikianlah penemuan nama-nama orang Belanda yang dikebumikan di Kebumen, Ambal, Karanganyar di era kolonial menjadi sebuah kegembiraan layaknya dialami Archimides.

Beberapa waktu lalu, penulis telah menurunkan sebuah artikel dengan judul, Kuburan Belanda (Europesche Begraafplaats/Kerkhof) di Kebumen dan Sepenggal Kisah Van Pelt (https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/11/kuburan-belanda-europesche.html). Tulisan ini sempat mengalami penundaan selama kurang lebih 3 tahun karena minimnya sumber-sumber data dikarenakan lokasi pekuburan orang Belanda di Kebumen telah dijadikan perkampungan warga. Beruntung setelah menemukan dokumen berisikan daftar orang-orang Belanda yang dikebumikan di seantero Jawa, nama-nama mereka yang pernah dikebumikan berhasil ditemukan. Dari jumlah 39 orang yang dikebumikan beberapa telah dituliskan dalam artikel tersebut termasuk 2 nama yang menarik perhatian untuk diketahui karena berkaitan dengan orang yang cukup penting pada zamannya.

Dalam tulisan berikut, penulis akan melanjutkan penelusuran yang sudah dilakukan beberapa tahun silam terkait sejumlah pekuburan orang Belanda di Karanganyar (Teguh Hindarto, Makam Belanda Tanpa Kisah di Karangkemiri -https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2020/07/makam-belanda-tanpa-kisah-di-karang.html) dan di Ambal (Teguh Hindarto, Jejak Artefak Bekas Pekuburan Belanda di Ambal Kliwonan - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2020/09/jejak-artefak-bekas-pekuburan-belanda.html). 

Dalam dua tulisan tersebut dijelaskan kondisi pemakaman yang sangat memprihatinkan dan telah kehilangan sejumlah hiasan simbolik layaknya pemakaman Belanda dan nama-nama mereka yang dikebumikan sama sekali tiada lagi tertulis sehingga kesulitan menemukan identitas mereka yang telah dikebumikan di pemakaman tersebut.

Dalam sebuah berita yang melaporkan kegiatan Dewan Kabupaten di Kabupaten Karanganyar (sebelum akhirnya tahun 1935 dihapuskan status kabupatennya dan digabungkan dengan Kebumen tahun 1936) yang berjudul Regentschapraad (Dewan Kabupaten) disebutkan mengenai daftar penganggaran sejumlah lokasi salah satunya pemakaman umum orang Tionghoa dan Eropa/Belanda di Gombong, Karanganyar, Pejagoan (De Locomotief, 14 Maret 1930).

Demikian pula dalam sebuah berita berjudul, Gewestelijke Werken (Pekerjaan Propinsi) dimuat sebuah daftar tempat di Kebumen yang mendapatkan bantuan keuangan untuk perbaikan (verbetering) al., Europeesche Begraafplaats Kebumen (De Locomotief, 15 Juni 1926).

Setelah penelusuran dan pengkajian yang memakan waktu dua tahun lamanya akhirnya nama-nama makam tanpa nama ini berhasil dipecahkan misterinya. Siapakah saja nama-nama mereka itu?

Nama Mereka Yang Dikebumikan di Pemakaman Belanda, Ambal

Disebutkan dalam buku Genealogische en Heraldische Gedenkwaardigheden Betreffende Europeanen Op Java Dell I, Koninklijke Drukkerij De Unie Batavia Centrum (1934) pada halaman 3 sbb:

Ambal (Pemakaman Eropa)

1. Di sini terbaring / Wilhelmina Janpet/ Poerworedjo /29 Maret 1863 / Ambal / Januari 1866.

2. Di sini beristirahat / Nyonya / Wilhelmina Hendrie / Istri dari W.G.Guldenaar lahir  8 Maret 1839 / wafat 31 Desember 1873.

3. Di sini beristirahat / Willem Gerrit / Guldenaar / lahir 2 Januari 1830 / wafat 7 Februari 1882.

Tidak banyak orang Belanda yang dimakamkan di Ambal. Hanya 3 orang dan tarikh pemakaman dari tahun 1866 di mana Ambal masih berstatus regentschap (kabupaten) sampai 1882 yaitu setelah Ambal dihapuskan status kabupatennya pada tahun 1872 dan masuk menjadi wilayah district (kawedanan) di bawah Regentschap (kabupaten) Kebumen.

Ada nama yang menarik dan dapat dilacak perannya semasa hidup sekalipun masih menyisakan sejumlah teka-teki yaitu nama Willem Gerrit Guldenaar. Siapakah orang bernama W.G. Guldernaar? Dali pelacakan surat kabar berbahasa Belanda didapati sebua keterangan bahwa beliau adalah salah satu dari agen der Samarangsche Weesen Boedelkamer di Ambal (Javasche Courant, 25 Oktober 1864).

Institusi bernama Weesen Boedelkamer (Balai Harta Peninggalan) sebenarnya telah dibentuk sejak era Vereenigde Oost Indische Companie (VOC) pada tahun 1624 untuk mengurus harta kekayaan yang ditinggalkan oleh mereka bagi kepentingan para ahli waris yang berada di Nederland, anak-anak yatim piatu dan sebagainya. Ketika VOC bangkrut tahun 1799 maka dilanjutkan oleh pemerintahan Hindia Belanda.

Nah, Willem Gerrit Guldenaar ini adalah salah satu petugas Balai Harta Peninggalan cabang Semarang yang bertugas di Ambal bersama F.W.A. Van Stralendorf. Dalam iklan surat kabar nampak bahwa Willem Gerrit Guldenaar dan F.W.A. Van Stralendorf membuat berita pengumuman bertanggal 18 Oktober 1864 ditujukan kepada kreditur dan debitur tanah milik almarhum pensiunan inspektur prajurit di Ambal bernama M. Louwers untuk melakukan pembayaran atau pernyataan kepada dirinya dengan tempo tiga bulan.

Namun ada data yang membingungkan terkait Willem Gerrit Guldenaar ini. Dalam daftar pemakaman Belanda di Ambal tersebut disebutkan bahwa istrinya yang bernama Wilhelmina Hendrie yang wafat 31 Desember 1873 namun dalam sebuah berita surat kabar yaitu De Locomotief (7 Juli 1871) disebutkan adanya berita pernikahan (getrouwd) antara Willem Gerrit Guldenaar dengan seorang wanita Tionghoa yang telah dibaptis dan memiliki anak bernama Kwik Siet Njo pada tanggal 30 Junij 1871.

Jika W.G. Guldenaar memperistiri Kwik Siet Njo tahun 1871 sementara istrinya meninggal tahun 1873 maka hanya ada tiga kemungkinan yaitu: Pertama, W.G. Guldenaar telah bercerai dengan istrinya yaitu Wilhelmina Hendrie dan menikahi Kwik Siet Njo. Kedua, kemungkinan lainnya Guldenaar melakukan poligami sebagaimana kebiasaan pria Belanda memperistri wanita pribumi yang biasa disebut Nyai. Ketiga, hanya sekedar kesamaan nama belaka dan bukan menunjuk pada oknum yang sama. Ini hanya baru dugaan sementara saja. Masih terbuka kemungkinan lain jika ditemukan dokumen-dokumen yang lebih lengkap.

Nama Mereka Yang Dikebumikan di Pemakaman Belanda, Karanganyar

Disebutkan dalam buku Genealogische en Heraldische Gedenkwaardigheden Betreffende Europeanen Op Java Dell II, Koninklijke Drukkerij De Unie Batavia Centrum (1935) pada halaman 204-205 sbb:

Pemakaman ini merupakan gundukan kecil di tengah sawah (een kleine verhevenheid te midden der sawahs). Jumlah keseluruhan ada sekitar 20 kuburan, sebagian besar dalam kondisi terabaikan (verwaarloosden toestand verkeeren ). Hanya delapan yang masih memiliki inskripsi

1) Di sini beristirahat / anak laki-laki kami yang manis / Albert Hessels / sekitar 2 tahun.

2) Di sini beristirahat kesayangan kami / Victor Hugo / Varkevisser/ lahir di Karanganjar 13 November 1915 / meninggal 17 Januari 1917 / R.I.P. / Orang tuanya.

3) Di sini beristirahat / dengan lembut dan tenang / istri tercinta / Carolina Westhoff lahir Cardie / meninggal 17 Mei 1899.

4) Di sini beristirahat / Elisa Rouse / istri D.M. Wortelboer / lahir tahun 1832 / meninggal 10 November 1875.

5) Di sini beristirahat / Christiaan Eduard Godschalk/ lahir / 11 Juni 1861 / meninggal / 26 Februari 1874.

6) Di sini beristirahat / Johan Bertus Oscar / anak tercinta / dari / S.C. Scipio / 8 5 80 /.

7) Di sini beristirahat / W.A. ​​v.d. Broek / lahir 8 Oktober 1817 – meninggal 26 Oktober 1881.

8) Disini beristirahat/ dengan lembut dan tenang/ Leonardus Seferinus/Van Sprew/lahir di Soerabaya/11 April 1830/ wafat di Karanganjar/ 15 Agustus 1884

Deskripsi dalam keterangan yaitu gundukan kecil di tengah sawah (een kleine verhevenheid te midden der sawahs), cocok dengan kondisi topografis saat mana penulis melakukan peninjauan tahun 2020. Nampaknya kondisi terbengkalai dan tidak terawat sudah sejak keberadaan kuburan Belanda ini diidentifikasi dan dilaporkan dalam buku tersebut (1935). Bedanya saat buku ini ditulis masih ada 8 nama yang teridentifikasi sementara di masa kini sudah tidak ada sama sekali nama orang yang dikebumikan di pemakaman Belanda di pinggir sawah tersebut.

Membaca urutan tarikh mereka yang dikebumikan di pemakaman Belanda ini yaitu dari tahun 1874,1875,1880, 1881, 1884, 1899, 1917 nampak bahwa rata-rata mereka yang dikebumikan di sini berasal dari era kepemimpinan Bupati Karanganyar kedua Raden Tumenggung Karto Negoro (1864-1884).

Adapun makam Carolina Westhoff (meninggal 17 Mei 1899) berasal dari era kepemimpinan Bupati Karanganyar ketiga yaitu Raden Tumenggung Soekadis Kerto Negoro (1885-1902). Mengenai makam Victor Hugo Varkevisser (meninggal 17 Januari 1917) berasal dari era Bupati Karanganyar kelima dan terakhir yaitu Raden Adipati Ario Iskandar Tirtokusumo (1912-1935). Ada makam anak berusia 2 tahun namun tidak disebutkan tahun wafatnya yaitu Albert Hessels.

Tidak ada kisah yang dapat dilacak mengenai apa dan bagaimana mereka yang terbaring di pemakaman di tepian sawah ini. Bisa jadi mereka bukan orang-orang yang memiliki tugas penting atau sekedar belum terlacak saja dokumennya.

Kiranya pelacakan nama-nama orang Belanda yang terbaring di Ambal, Kebumen, Karanganyar dapat berkontribusi bagi mereka yang menekuni studi sejarah makan-makam kuno di wilayah Kebumen khususnya makam orang-orang Belanda.

Makam, bukan sekedar deretan nama-nama orang yang telah tiada dan rumah bagi jazad yang telah menjadi tulang belulang. Lebih dari itu, makam-makam kuno khususnya menyimpan kisah dan cerita mereka yang telah dikebumikan di dalam tanah. Kisah sedih maupun kisah kebahagiaan. Kisah yang memberikan berbagai informasi penting perihal kehidupan sosial budaya pada suatu masa. Itulah sebabnya keberadaan makam-makam tersebut selayaknya dirawat dan dilindungi serta dituliskan kisah-kisahnya oleh yang hidup

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar