Kamis, 28 Juli 2022

PAMERAN PASAR TAHUNAN DI YOGYAKARTA TAHUN 1927

Jika dalam tulisan-tulisan sebelumnya telah diulas mengenai kegiatan pameran (tentoonstelling) di era kolonial, baik yang berskala internasional sebagaimana pernah dilakukan di Semarang tahun 1914 (Teguh Hindarto, Pameran Umum Kolonial dan Internasional di Semarang Tahun 1914 - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/06/pameran-umum-kolonial-dan-internasional.html) maupun yang berskala lokal sebagaimana dilakukan di sebuah desa bernama Wonokromo di kawedanan Alian, kabupaten Kebumen tahun 1928 (Teguh Hindarto, Pameran Ternak dan Peresmian Pasar Baru di Desa Wonokromo, Alian Tahun 1928 - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/07/pameran-ternak-dan-peresmian-pasar-baru.html) maka kali ini kita akan memperhatikan kegiatan berskala lokal di wilayah Vorstenlanden yaitu Yogyakarta di tahun 1927. 

Istilah Vorstenlanden merujuk pada beberapa wilayah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari Kesultanan Mataram, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman. Secara umum istilah Vorstenlanden disederhanakan meliputi wilayah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Kegiatan pameran ini dapat diikuti dalam sebuah buku laporan berjudul, De 1e Djokjasche Jaarmarkt-Tentoonstelling van Inlandsche Nijverheid en Kunstnijverheid Nederlandch Indie (Pameran Pasar Tahunan Industri Pribumi dan Kerajinan Hindia Belanda Ke-1 di Yogyakarta). Kegiatan pameran untuk pertama kalinya ini ditujukan agar produk-produk industri dan kerajinan pribumi Hindia Belanda dapat dikenal dan dibeli oleh para pengunjung. 

 

Pameran tahunan ini dibagi menjadi 10 kelompok pameran, di mana masing-masing bagian diurutkan meliputi galeri belanja, penerangan listrik di setiap stand, serta ruang demonstrasi, dimana berbagai perusahaan ditampilkan.

Pameran Pasar Tahunan Yogya yang berlangsung selama 12 hari ini (30 Kuli-10 Agustus 1927) dikunjungi beberapa kelompok masyarakat. Berikut daftar kelompok masyarakat yang hadir dan jumlah biaya yang ditetapkan serta yang berhasil dikumpulkan.

17.171 orang Eropa dan Timur Asing dewasa f 0,60 per orang = f. 10.302.60,-

12.103 anak-anak orang Eropa dan Timur Asing f 0,30 per orang = f. 3.630.90,-

251.181 orang dewasa Pribumi f 0,12 per orang = f. 30.141.72,-

103.084 anak-anak Pribumi f 0,06 per orang = f. 6.185.04,-

4.964 Pribumi dengan pikolan dan gendongan f. 0,30 per orang = f 1.489.20,-

Jumlah Total pengunjung adalah 388.503 orang dengan total penerimaan uang tiket masuk sebesar  f 51.749.46 dan ditambah dengan mereka yang masuk tanpa menggunakan tiket sebesar f 181.57 sehingga pendapatan total dari hasil penjualan tiket sebesar F 51,931.03,-

Penetapan tarif per orang dibedakan sbb: Untuk Pribumi sebdsar f 0,12 per orang. Untuk kalangan Non-Pribumi diterapkan tarif sebesar f 0,60 per orang (termasuk pajak hiburan). Adapun anak di bawah usia 12 tahun setengah harga. Sementara untuk tarif para penjual Gendongan diterapkan tarif sebesar f 0,30,- per orang dan Pikulan sebesar f 0,60,- per orang (sudah termasuk pajak hiburan).

Adapun kegiatan pameran pasar tahunan ini dibagi dalam masing-masing 10 kelompok dan beberapa bagian terpisah yang menyajikan beberapa produk sbb:

1. Kelompok Pameran, yang meliputi Kelompok Kerajinan anyaman, Kelompok  Kerajinan tenunan, Kelompok Kerajinan batik, Kelompok Kerajinan emas dan perak, Kelompok Kerajinan tembaga, timah, besi, Kelompok Kerajinan kayu dan bambu, Kelompok Kerajinan kulit, Kelompok Kerajinan tanduk, tulang, kura-kura, dll., Kelompok Kerajinan tembikar, Kelompok Olahan sirup, asam, pengawet, dll., Kelompok Kerajinan anak-anak sekolah

2. Bagian Terpisah, meliputi kerajinan dari orang-orang yang berada di penjara, industri wadas pot Schoon, industri keramik Malang, Bali, industri topi bambu Tangerang, kerajinan timah oleh Tjoeng Foe, demonstrasi tenun saat pameran.

3. Galeri toko

4. Kampung Tukang

5. Pertanian dan Hortikultura

Menutup sambutan tertulisnya, J.E. Jasper yang kala itu menjabat Residen Yogyakarta dan pelindung kegiatan pameran pasar tahunan ini menuliskan, “Ketika saya kemudian memikirkan koleksi megah yang dipamerkan, saya dapat menyatakan dengan yakin bahwa pameran pasar tahunan Yogya telah menjadi yang paling penting dalam ukuran dan kualitas dari semua pameran tahunan dan pameran industri pribumi dan kerajinan pribumi yang diselenggarakan di Hindia Belanda” (1927:9). Pernyataan ini dihubungkan dengan laporan keuangan kegiatan pameran di mana jumlah pemasukan sebesar f98.064.43,- dikurangi jumlah pengeluaran sebesar f 76.055.705 menghasilkan saldo keuntungan sebesar f22.008.725 (1927:73-74)

Apa yang menarik dari kegiatan pameran pasar tahunan yang dilaporkan dalam buku ini? Pertama, isinya bukan hanya melaporkan maksud dan tujuan kegiatan, laporan pendapatan serta laporan keuangan namun disarati berbagai foto kegiatan pameran. Keberadaan sejumlah foto ini dapat memberikan kepada kita gambaran bagaimana suasana dan bentuk pameran pada zaman itu. Sejumlah foto yang ditampilkan telah diberi warna melalui bantuan aplikasi agar lebih menghidupkan suasana, sekalipun ada aspek pewarnaan yang kurang tepat. Berikut beberapa foto kegiatan tersebut.



 

 

Kedua, kegiatan ini melibatkan banyak kabupaten di luar wilayah Vorstenlanden untuk menjual produk daerahnya. Termasuk sejumlah anak-anak sekolah dasar. Berbagai produk tertentu menerima sejumlah penghargaan. Beberapa kawedanan di kabupaten Kebumen dan Karanganyar nampak menerima sejumlah penghargaan. Berikut sejumlah kawedanan dan sekolah dengan produknya yang mendapat Eerediplomas (ijazah penghormatan) yaitu:

Dibidang kerajinan anyaman (vlechtwerk), wedono Gombong dengan kerajinan berupa wadah rokok dan tembakau terbuat dari anyaman daun pandan dan dukut welulang.

Dibidang kerajinan tembikar (aardwerk) ada nama Kasnamo, dari desa Karangjambu, Sruweng, Pejagoan, Kedu berupa pot wadas dan Vereenigde Indische Tichelwerken dari Mr. Schoon, Kebumen berupa pot wadas dan genteng

Di bidang kerajinan anak-anak sekolah berikut daftar nama sekolah dengan kerajinannya yaitu: Sekolah kelas 2 Purwogondo (Gombong) berupa anyaman pandan, Sekolah kelas 2 No 1 Gombong (Gombong), berupa aneka kerajinan rumah tangga, Sekolah kelas 2 Kedungpuji (Gombong), berupa aneka kerajinan rumah tangga, Sekolah kelas 2 no. 2 Gombong (Kedu), berupa aneka kerajinan bambu dan pohon kelapa, Sekolah kelas 2 Puring (Keboemen), berupa aneka kerajinan rumah tangga, Sekolah kelas 2 Klirong (Keboemen), anyaman dari bahan buah kelapa, Sekolah kelas 2 Kecawen (Gombong), berupa kerajinan dari bahan buah kelapa, Sekolah kelas 2 Karangduwur (Kebumen), berbagai kerajinan dari bahan rami, Sekolah kelas  2 sekolah Krandegan (Kebumen) berupa kerajinan peluit.

 

Sekolah kelas 2 Sawoh (Kebumen) berupa kerajinan wadah pulpen, Sekolah kelas 2 Sugihwaras (Kebumen), berupa kerajinan dari tulang ikan, Sekolah kelas 2 Petanahan (Kebumen) berupa kerajinan asbak, Sekolah kelas  2 sekolah No. 1 Kutowinangun (Kebumen) berupa kerajinan kipas (waaiers), Sekolah kelas 2 No. 2 Kutowinangan (Kebumen), berupa aneka kerajinan rumah tangga, Sekolah kelas 2 Ambal (Kutowinangun, Keboemen), berupa aneka kerajinan rumah tangga, Sekolah kelas 2 Prembun (Kebumen), kipas angin, Sekolah kelas 2 Winong (Keboemen), berupa kerajinan dompet, Sekolah kelas 2 Merden (Kebumen), berupa kerajinan kipas.

Sekolah Lanjutan Putri Karanganjar (Kedu), berupa berbagai kerajinan sekolah, Sekolah kelas 2 No. 2 Karanganyar (Kedu), berupa kerajinan sekolah, kelas 2 sekolah no. 3 Karanganjar (Kedu), Kelas 2 sekolah Kemujan (Karanganjar), Sekolah kelas 2 Podourip (Karanganyar), Sekolah kelas 2 Sruweng (Karanganyar), Sekolah kelas 2 Pejagoan (Karanganyar), Sekolah kelas 2 Pagebangan (Karanganyar).

 

 


Ketiga, daftar acara yang diselenggarakan selama 12 hari. Sejumlah program yang disusun setiap harinya membantu kita melihat sejauh mana pameran ini diselenggarakan dengan melibatkan sejumlah aktifitas kesenian lintas budaya. Berikut program acara pameran pasar tahunan tersebut.

Sabtu 30 Juli 1927

Jam 09.00: Pembukaan  pameran tahunan.

Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop di ruang terbuka.

Jam 20.00-00.00: Penampilan wayang-orang dari Rijksbestuurder (adminitrator pemerintahan/pepatih dalem)

Jam 22.00: Kompetisi menari di lantai dansa di restoran (Karya seni rupa pribumi tersedia sebagai hadiah).

Minggu 31 Juli 1927

Jam 10.00: Pesta Kembang Api

Jam 16.00: Pertandingan olahraga di lapangan (panahan). Hadiah berupa uang sejumlah f 75,- dan medali perak

Jam 19.00: Parade Tionghoa di tempat pameran.

Jam 20.00-00.00: Penampilan wayang-orang dari Rijksbestuurder (adminitrator pemerintahan/pepatih dalem)

Jam 21.30: Pemutaran bioskop di ruang terbuka

Senin 1 Agustus 1927

Jam 16.00: Kompetisi layang-layang di lokasi pameran tahunan (untuk layang-layang paling indah dan orisinal, disediakan hadiah uang tunai sebesar f 60,-)

Jam 19.00: prosesi lampion di tempat pameran pasar tahunan (hadiah uang tunai hingga total f 75,- tersedia untuk lentera yang paling indah, asli dan paling lucu). Penataan arak-arakan di halaman rumah Residen

Jam 20.00-00.00: Pertunjukan Topeng.

Jam 21.30: Pemutaran bioskop di ruang terbuka

Selasa 2 Agustus 1927

Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di kawasan pasar tahunan (hadiah berupa medali perak).

Jam 19.00: Kembang api besar di lokasi pameran tahunan

Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.

Jam 21.30: Pemutaran bioskop di ruang terbuka

Rabu 3 Agustus 1927

Jam 16.30: Parade sepeda di tempat pameran (Hadiah uang tunai sejumlah f 100,- untuk sepeda yang paling indah, orisinal, dan terlucu). Persiapan parade di depan rumah Residen.

Jam 19.00: Pemutaran bioskop di ruang terbuka.

Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.

Jam 21.30: Parade Tionghoa di kawasan pameran pasar tahunan

Kamis 4 Agustus 1927

Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di di kawasan pasar tahunan (Hadiah berupa medali perak)

Jam 19.00: Pemutaran bioskop di ruang terbuka.

Jam 22.00: Kembang api besar di kawasan pasar tahunan

Jumat 5 Agustus 1927

Jam 16.00: Kompetisi layang-layang di kawasan pasar tahunan (untuk tali paling tajam mendapatkan hadiah uang tunai sejumlah f 60,-).

Jam 19.00-21.30: pertunjukan bioskop di ruang terbuka,

Jam 21.00 : Penampilan wayang-orang dari Rijksbestuurder (adminitrator pemerintahan/pepatih dalem)

Sabtu 6 Agustus 1927

Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di di kawasan pasar tahunan (Hadiah berupa medali perak)

Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop di ruang terbuka

Jam 21.00 : Penampilan wayang-orang dari Rijksbestuurder (lanjutan lakon malam sebelumnya)

Minggu 7 Agustus 1927

Jam 09.00: Pameran merpati pos. Pelepasan merpati pos

Jam 10.00 : Pesta kembang api

Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di di kawasan pasar tahunan (Hadiah berupa medali perak)

Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop di ruang terbuka

Jam 20.00-00.00: Pertunjukan Topeng.

Senin, 8 Agustus 1927

Jam 16.00: Demonstrasi olahraga oleh polisi lapangan lokasi pasar tahunan (Disediakan hadiah berupa uang tunai sebesar f 60,- dan 2 Medali Perak)

Jam 19.00: Pemutaran bioskop terbuka.

Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.

Jam 21.30: Parade Tiongkok di lokasi pasar tahunan

Selasa 9 Agustus 1927

Jam 16.00: Demonstrasi olahraga oleh tentara di lokasi pasar tahunan (Disediakan hadiah berupa uang tunai sebesar f 60,- dan 2 Medali Perak)

Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop di tempat terbuka

Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.

Jam 21.30: Topi kertas di lantai dansa pasar tahunan (Karya seni rupa pribumi tersedia sebagai hadiah untuk topi kertas wanita dan pria paling indah, paling orisinal, dan terlucu).

Rabu 10 Agustus 1927

Jam 16.30: Kompetisi olahraga di kawasan pasar tahunan (Disediakan hadiah berupa uang tunai sebesar f 75,- dan Medali Perak)

Jam 22.00: Pesta kembang api besar

Bagaimana? Nampaknya sangat padat dan merah sekali kegiatan pameran dan pasar tahunan zaman itu ya? Demikianlah gambaran suasana Pameran dan Pasar Tahunan di Yogyakarta Tahun 1927. Sampai jumpa dalam penelusuran kehidupan sosial ekonomi masa lalu lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar