Senin, 27 Juni 2022

R.D.M. VERBEEK (1845-1926) DAN JEJAK RISET GEOLOGI ARKEOLOGI DI KEBUMEN

Rogier Diederik Marius Verbeek (7 April 1845, Doorn – 9 April 1926, Den Haag) adalah seorang ahli geologi dan ilmuwan alam Belanda. Jurnalnya yang berjudul, Krakatau, yang diedit pada tahun 1884 dan 1885 atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda, adalah karyanya yang paling terkenal. 

Ini berkaitan dengan letusan pulau vulkanik Krakatau pada tahun 1883 dan membawa vulkanologi menjadi terkenal secara ilmiah. Hanya dua tahun sebelumnya, Verbeek telah melakukan penelitian di daerah tersebut. Tinggal di Buitenzorg (Bogor) di Jawa, dia menjadi saksi langsung letusan tersebut. Dalam dokudrama BBC Krakatau: The Last Days, dia adalah tokoh protagonis dan diperankan oleh Kevin McMonagle.

Pada tahun 1909, ia memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Teknologi Delft. Dia adalah anggota kehormatan Koninklijk Nederlands Geologisch Mijnbouwkundig Genootschap dan anggota Maatschappij der Nederlandsche Letterkunde.

Dilansir dari sebuah artikel berjudul, Verbeek, R.D.M. (Rogier Diederik Marius) 1845-1926 (http://worldcat.org/identities/lccn-n90660226/) bahwa Verbeek sangat produktif menulis. Tercatat ada 324 karya dalam 662 publikasi dalam 5 bahasa dan 1.559 koleksi perpustakaan. Adapun sejumlah karya tulis yang terkenal oleh R. D. M Verbeek meliputi:

(1) Description Géologique de Java et Madoura oleh R.D.M Verbeek (buku). Edisi ke-23 diterbitkan pada tahun 1896 dalam 3 bahasa dan disimpan oleh 133 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

(2) Topographische en Geologische Beschrijving van Een Gedeelte van Sumatra's Westkust oleh R. D. M Verbeek (Buku). Edisi ke-23 diterbitkan pada tahun 1883 dalam bahasa Belanda namun belum disimpan oleh 98 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia.

(3) Deskripsi Géologique de l'île d'Ambon oleh R. D. M Verbeek (Buku). Edisi ke-24 diterbitkan pada tahun 1905 dalam bahasa Prancis namun belum disimpan oleh 87 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

(4) Rapport sur les Moluques. Reconnaissances Géologiques dan La Partie Orientale de l'Archipel des Indes Orientales Néerlandaises oleh R. D. M Verbeek (Buku). Edisi ke-23 diterbitkan pada tahun 1908 dalam bahasa Prancis dan Inggris dan dipegang oleh 75 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

(5) Krakatau oleh R.D.M Verbeek (Buku). Edisi ke-23 diterbitkan antara tahun 1884 dan 1888 dalam 3 bahasa dan dipegang oleh 53 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

(6) Geologische Beschrijving van Java en Madoera oleh R. D. M Verbeek (Buku). Edisi ke-10 diterbitkan pada tahun 1896 dalam bahasa Belanda dan dipegang oleh 52 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

(7) Krakatau oleh R. D. M Verbeek (Buku). Edisi ke-5 diterbitkan pada tahun 1886 dalam bahasa Prancis dan dipegang oleh 47 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

(8) Oudheden van Java : Lijst der Voornaamste Overblijfselen uit den Hindoetijd op Java, met eene Oudheidkundige Kaart oleh R. D. M Verbeek (Buku). Edisi ke-12 diterbitkan pada tahun 1891 dalam bahasa Belanda dan Jerman dan disimpan oleh 32 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

(9) Over de Geologie van Ambon oleh R. D. M Verbeek (Buku). Edisi ke-6 diterbitkan pada tahun 1899 dalam bahasa Belanda dan dipegang oleh 30 perpustakaan anggota WorldCat di seluruh dunia

Ada dua karya yang menarik dari Verbeek berkaitan dengan Kebumen di era kolonial. Yang satu berkaitan dengan warisan penelitian geologi dan yang satu berkaitan dengan arkeologi. Perlu diketahui bahwa Verbeek bukan hanya piawai di bidang keilmuan geologi namun menaruh minat di bidang arkeologi sebagaimana dikatakan N. Wing Easton dalam buku Ter Gedachtenis Dr.R.D.M. Verbeek (1845-1926) sbb: “Verbeek juga membuat dirinya sangat layak di bidang yang sama sekali di luar bidang pekerjaannya yang sebenarnya. Sudah selama tinggal di Sumatera, beberapa barang antik Hindu di dekat Muara Takoes, di Sungai Kampar, menarik perhatiannya, dan ini adalah alasan baginya untuk "sedikit" ke arkeologi” (1926:4).

Bagi kalangan peneliti geologi di LIPI (sekarang BRIN) Karangsambung, nama Verbeek sangat dikenal sebagai orang yang pertama kali melakukan kajian menyeluruh di wilayah ini dari perspektif geologis. Sebagaimana dikatakan N.Wing Easton yang mencatat jejak penelitian Verbeek – sekalipun tidak menyebut secara eksplisit nama Karangsambung – di wilayah Karesidenan Bagelen dimana Kebumen termasuk di dalamnya.

"Sebagai hasil awal dari perjalanan tersebut, juga pada tahun 1881, Nieuwe Geologische Ontdekkingen op Java (Penemuan Geologi Baru di Jawa) diterbitkan oleh Verbeek dan Fennema, yang juga tersedia dalam terjemahan Prancis dan Jerman, masing-masing dalam Archives Néerlandaises dan dalam Neiuwe Jahrbuch. Dilaporkan terutama bahwa penemuan batu leucite Jawa pertama di Moeriah (Japara), dan “formasi leiform kuno” di beberapa pulau di Selat Sunda dan di perbatasan Bagelen dan Banjoemas. Kemudian akan tampak bahwa ada perbedaan usia yang cukup besar antara formasi ini di Jawa dan di Sumatra”, demikian tulis Easton dalam Ter Gedachtenis Dr.R.D.M. Verbeek (1845-1926) (1926:17)

Dalam sebuah buku setebal 1100-an halaman berjudul, Geologische Beschrijving van Java en Madoera (1892) ditulis oleh Verbeek dan Fennema pada halaman 352 dimulai pembahasan sejumlah singkapan geologis kuno yang membentang di wilayah-wilayah yang disebut “Het Loh Oelo  terrein” (kawasan Luk Ulo) termasuk aliran sungai yang menjadi cabang Luk Ulo yaitu Kali Gebang, Kali Loning, Kali Cangkring (Sadang), Kali Paladadi (Seboro), Kali Wates (Pucangan), Loh Kidang.

Adapun buku kedua yang ditulis Verbeek bertema pendataan artefak arkeologi yang membentang di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dengan judul, Oudheden van Java : Lijst der Voornaamste Overblijfselen uit den Hindoetijd op Java, met eene Oudheidkundige Kaart (1891). Pada halaman 115 dari buku setebal 338 ini ada 3 lokasi yang disebutkan telah teridentifikasi meninggalkan artefak Hindu kuno.

Laporan bernomor 196 di Ayah yang kala itu masih berada di wilayah District Karangbolong dan Afdeeling/Regentschap Karanganyar diberi keterangan, Een lingga. Ook moet hier een badkuip met opschrift zijn (Sebuah lingga. Di sini ada bak mandi dengan tulisan)

Ayah, saat ini menjadi sebuah nama kecamatan di kabupaten Kebumen. Keberadaan lingga di Ayah (telah penulis ulas dalam kajian berjudul, Sistem Sosial dan Keagamaan Masyarakat Megalitik dan Hindu Kuno di Lima Wilyah Kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jurnal Analisa Sosiologi, April 2020, 9 (1): 224-266 - https://www.academia.edu/42966779/SISTEM_SOSIAL_DAN_KEAGAMAAN_MEGALITIK_DAN_HINDU_KUNO_DI_LIMA_WILAYAH_KECAMATAN_DI_KABUPATEN_KEBUMEN). Masyarakat setempat memberikan sejumlah nama lokal untuk berbagai situs Hindu kuno di Ayah ini al., Watu Kalbut.

Laporan bernomor 197 di Srepeng yang kala itu masih berada di wilayah District dan Afdeeling/Regentschap Karanganyar diberi keterangan, Ring met Nagari - inscriptie, nu in het Museum (cincin dengan inskripsi berhuruf nagari, sekarang ada di museum).



Srepeng saat ini menjadi nama sebuah dusun di desa Candiwulan, kecamatan Adimulyo. Berbicara mengenai cincin emas, DR. H. H. Juynboll dalam bukunya, Javaansche Oudheden: Catalogus Van 's Rijks Ethnographisch Museum (1909) menginventarisir beberapa penemuan artefak arkeologis berupa cincin dan perhiasan emas yang ditemukan di Regentschap (Kabupaten) Kebumen berupa cincin dan perhiasan telinga namun tarikh cincin berasal dari Abad ke-9 dengan simbol dewi Sri sebagai lambang kemakmuran (Beberapa Penemuan Artefak Arkeologis (Cincin Emas) di Kebumen Era Kolonial (https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/06/lingga-dan-yoni-di-dukuh-kaliwatu-desa.html).

Laporan bernomor 198 di Ambal yang kala itu masih berada di wilayah District Ambal dan Afdeeling Kebumen diberi keterangan, Hier waren vroeger 2 beelden , een çiwa en een doerga (Dahulu ada 2 patung di sini, yaitu Siwa dan Durga).

Di kawasan pesisir Kebumen ternyata menyimpan sejumlah artefak Hindu kuno yang sudah mendapatkan nama lokal. al., di dusun Kabuaran Desa Ayah Putih Kecamatan Buluspesantren, di desa Rowo, Kecamatan Mirit persisnya di belakang mesjid Nurul Huda, serta di desa Singoyudan, Kecamatan Mirit. Persisnya di samping masjid Baitul Izzah (Teguh Hindarto, Jejak Sistem Kepercayaan Hindu Kuno di Pesisir Kebumen - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/02/jejak-sistem-kepercayaan-hindu-kuno-di.html?m=1).

Laporan no 198 mengenai daftar temuan di Ambal berupa patung Siwa dan Durga sangat menarik. Dari hasil identifikasi sejumlah artefak Hindu kuno di wilayah pesisir juga kawasan utara (Lingga dan Yoni di Dukuh Kaliwatu, Desa Triwarno, Kecamatan Kutowinangun - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/06/lingga-dan-yoni-di-dukuh-kaliwatu-desa.html) biasanya wujud artefak berupa lingga dan yoni yang terpisah dan patung Ganesha (Arca Ganesha di Kejawang - http://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2018/01/arca-ganesha-di-kejawang.html). Namun kali ini laporan Verbeek menyebutkan bahwa pernah ada dua patung yaitu patung Siwa dan Durga. Ini semakin menyingkapkan lapisan kepercayaan kuno yang pernah menghuni kawasan pesisir selatan Kebumen yang menganut agama Hindu mazhab Siwa. Sayang sekali kedua patung ini sudah tidak ada di tempatnya. Apakah telah di bawa ke museum atau mengalami pencurian, tidak ada keterangan yang jelas.

Sejumlah penelitian dan identifikasi oleh para geolog dan arkeolog di era kolonial ini cukup membantu menyingkapkan kehidupan sosial dan sistem keagamaan lapisan masyarakat kuno yang bisa jadi berada di bawah rumah atau pekarangan serta desa di mana kita tinggal.

Demikian pula karya R.D.M. Verbeek yang telah melakukan kajian singkapan geologis di kawasan utara Kebumen dan wilayah-wilayah yang dialiri Sungai Luk Ulo serta laporan artefak Hindu kuno di Ambal, Srepeng dan Ayah dapat membantu kita untuk mengisi celah dan ruang kosong  kehidupan masyarakat kuno (sistem sosial, budaya, agama, ekonomi) yang menghuni wilayah Kebumen, yang belum dituliskan dan dipetakan.



2 komentar:

  1. Bagus blog-nya, saya baca, kapan-kapan ijin baca lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih. Tidak perlu ijin. Langsung masuk saja. Pintu tidak ditutup

      Hapus