Sabtu, 05 Februari 2022

SEJARAH DALAM SEBUAH BUKU BERGAMBAR

Buku dengan judul, Sebuah Pendopo di Lembah Serayu: Kisah Keluarga Bupati Banyumas Jaka Kaiman Hingga Gandasubrata karya Ratmini Soedjatmoko Gandasubrata (kelahiran 1925) ini saya nilai berhasil mengomunikasikan kisah dalam Babad Banyumas dan buku-buku sejarah Banyumas dengan cara yang menarik, singkat, padat, mudah dimengerti yaitu melalui sebuah cerita bergambar (tidak sepenuhnya bersifat komik) yang tidak terlalu tebal (kecuali sampulnya yang tebal dan menarik). Dalam tempo beberapa jam buku ini dapat diselesaikan sehingga 1 gelas kopi panas rasanya memadai menemani membaca buku ini.

Sebagaimana pengakuannya bahwa buku ini ditulis untuk menjelaskan pada anak dan cucunya ketika bertanya mengenai turun temurun 16 bupati  Banyumas sampai kedatangan Jepang (Meskipun ada 19 namun yang 3 karena bukan trah Banyumas, maka tidak dihitung, karena uraian dalam buku tersebut dari perspektif keluarga), saat mereka berkunjung ke rumah peninggalan keluarga di "Ndalem Pangeranan", tidak jauh dari Kecamatan Banyumas (bekas pendopo dan rumah Kabupaten Banyumas lama).

Ratmini sendiri adalah salah satu cucu dari Pangeran Aria Gandasubrata (Bupati Banyumas 1913-1933) dan dengan menggunakan gaya penutur seperti seorang nenek kepada cucunya dalam komik tersebut, dirinya menceritakan ulang naskah babad yang tebal dan beberapa buku sejarah yang mengulas Banyumas. 

Dengan bahasa yang sederhana namun tidak mengurangi informasi historis di dalamnya, sejumlah peristiwa yang melintas saat Banyumas masih di bawah pengaruh Majapahit, Demak, Pajang, Kasunanan serta di bawah kendali pemerintahan Hindia Belanda saat dijadikan Karesidenan Banyumas tidak luput untuk disampaikan dengan kombinasi tulisan dan gambar.

Otak manusia - menurut para ahli di bidangnya - terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Jika otak kiri bersifat analitis dan kalkulatif serta rasional maka otak kanan bersifat imajinatif, kreatif dan emosional. Peran gambar dalam sebuah pengisahan akan membantu otak kanan mengingat dan mencerna narasi yang dituliskan.

Bukan hanya peristiwa politik yang dipotret dalam buku ini melainkan peristiwa sosial, ekonomi, budaya yang terjadi di Banyumas seperti banjir bah yang melanda Banyumas 1861, sakralitas pendopo Si Panji yang dipindah dari Banyumas ke Purwokerto, isi rumah Ndalem Pangeranan, suasana pemandangan Banyumas tempo dulu.

Bukan berarti tidak penting menuliskan buku sejarah secara ketat dan formal. Itu tetap harus dilakukan sebagai sebuah bagian dari disiplin keilmuan. Karya historiografi Banyumas telah disumbangkan oleh sejarawan Banyumas salah satunya Prof Sugeng Priyadi . Melaluinya kita bisa melihat sebuah perspektif sejarah mengenai Banyumas di masa lalu.

Apa yang dituliskan Ratmini Soedjatmoko Gandasubrata mengulang kembali apa yang pernah ditorehkan sang paman yang juga menjadi bupati Banyumas terakhir di era Hindia Belanda yaitu R.A.A. Sudjiman Mertadiredja Gandasubrata (namun tetap menjadi bupati di era Jepang dan awal kemerdekaan hingga Agresi Militer 1, 1947) saat menuliskan buku memoar pribadi sejak menjabat bupati Banyumas di Purwokerto hingga menjadi saksi keruntuhan pemerintahan Hindia Belanda di tahun 1942. Melalui buku berjudul, Kenang-Kenanngan 1933-1950 Jilid I, II, III, Sudjiman memotret kehidupan sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya Banyumas melalui perspektif orang dalam. Bedanya, jika buku sang kakek berisikan memoar pribadi sementara buku Ratmini lebih untuk kebutuhan bercerita.

Apapun itu, sejarah dapat dituliskan dengan beragam cara (buku referensi ataupun buku bergambar). Tujuannya agar informasi yang dituliskan di dalamnya dapat diterima oleh segmen pembaca tertentu. Sejarah memang bukan untuk menetapkan siapa yang benar dan siapa yang salah namun sejarah berurusan dengan bagaimana mendapatkan dan menganalisis serta menyajikan data dan fakta tentang peristiwa di masa lalu dengan benar atau setidaknya mendekati benar alias metodologis dan bukan dengan cara yang asal-asalan alias asal jadi.

Begitu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar