Kamis, 01 April 2021

SIAPAKAH R.A.A. SOSROHADIPRODJO BUPATI WONOSOBO YANG DIMAKAMKAN DI KEBEJEN, KEBUMEN?

Terletak sekitar 250 meter dari Stasiun Kutowinangun, berdiri sebuah makam bernama Makam Arung Binang Kebejen. Makam ini adalah kompleks makam keluarga Arung Binang dan keturunannya yang ada di Dusun Kebejen, Desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen. 

Di dalam makam ini terbaring Arung Binang I alias Joko Sangkrip alias Kenthol Surawijaya. Ketika mengabdi di Surakarta mendapat gelar mantri Gladak dan bernama Kyai Hanggawangsa. Sunan Pakubuwono III mengangkatnya menjadi Bupati Nayaka dengan gelar Raden Tumenggung Arung Binang pada tahun 1749.


Nisan R.A.A. Sosrodiprodjo bersama istrinya (di sebelah kiri)

Selain Arung Binang I terbaring pula Arung Binang II sampai Arung Binang VIII. Arung Binang IV alias Mangundiwiryo adalah bupati pertama Kebumen (1831-1849) pasca berakhirnya Perang Jawa (1830). Arung Binang VII alias Maliki Soerdjomihardjo (1909-1935). Di masa kepemimpinan Arung Binang VII terjadi modernisasi dan berbagai perubahan sosial ekonomi yang ditandai dengan dibangunnya sejumlah pabrik khususnya pabrik minyak kelapa, pendirian hotel, serta fasilitas kesehatan walaupun yang lebih banyak menginisiasi dan berperan adalah orang Eropa (Belanda).


Makam Keluarga Arung Binang

Selain makam Arung Binang I sampai Arung Binang VIII, di kompleks makam ini terbaring juga nama-nama yang bertalian keluarga dengan Arung Binang baik Arung Binang I sampai VIII. Salah satu nama yang terbaring di makam ini bernama R.A.A. Sosrodiprodjo yang merupakan Bupati Wonosobo 1920-1944. Siapakah beliau dan mengapa bupati Wonosobo ini dimakamkan di Kebumen?

R.A.A. Sosrodiprodjo bupati Wonosobo adalah adik dari bupati Kebumen, R.A.A. Maliki Soerdjomihardjo (Arung Binang VII). Selain R.A.A. Sosrodiprodjo, R.A.A. Maliki Soerdjomihardjo memiliki adik bernama R.A.A. Sosrohadiwidjoyo (menggantikan R.A.A. Maliki Soerdjomihardjo menjadi Arung Binang VIII dari tahun 1936-1942). Itulah sebabnya beliau dikebumikan di makam keluarga Arung Binang di Kebejen.


Foto R.A.A. Sosrodiprodjo di sebuah surat kabar (De Locomotief, 16 Desember 1929)

Apa yang dapat kita ketahui mengenai karya dan kinerja R.A.A. Sosrodiprodjo bupati Wonosobo? Saya akan menggunakan sumber-sumber dokumen era kolonial dalam hal ini surat-surat kabar yang melaporkan prestasi dan kinerja sebagai sumber informasi.

Salah satu sumber adalah sebuah laporan berita surat kabar yang melaporkan penetapan R.A.A. Sosrodiprodjo saat mendapatkan gelar Adipati. Sebuah berita berjudul, De Regent van Wonosobo. Het Uitreiken van het Adipati brevet door Resident Oosthout. Een Hulding in Splechtigheid (Bupati Wonosobo. Pemberian Surat Penetapan Adipati oleh Resident Oosthout. Upacara Pelantikan) yang dilaporkan oleh surat kabar De Locomotief (16 Desember 1929).


Pemberian gelar "Adipati" untuk bupati Wonosobo Sosropirodjo (de Locomotief, 16 Desember 1929) 

Judul berita di atas melaporkan aktivitas kemeriahan di pendopo kabupaten Wonosobo saat dilaksanakan upacara pelantikan dan penyerahan surat penetapan gelar Adipati. Di hadiri oleh Residen Oosthout, Visser dari O.S.V.I.A. di Magelang serta para pejabat bupati tetangga termasuk bupati Kebumen Arung Binang VII selaku kakak dari R.A.A. Sosrodiprodjo yang juga diberi kesempatan untuk memberikan sambutan.


Sebuah berita mengenai 40 tahun pengabdian R.A.A. Sosrohadiprodjo (Soerabaiasch Handelsblad, 29-04-1940)

Melalui surat kabar ini diberikan deskripsi biografi singkat dan sejumlah prestasi yang pernah dicapai oleh R.A.A. Sosrodiprodjo baik sebelum maupun saat menjadi bupati Wonosobo.

Dilahirkan pada tanggal 15 Desember 1878 dan merupakan putra dari Bupati Kebumen, Raden Adipati Arung Binang VI (R.A.A. Mangundirdjo). Dari tahun 1893 hingga akhir tahun 1897 mengenyam pendidikan di Hoofdenschool di Magelang.

Setelah itu ia bekerja magang bersama wedono dan bupati Kebumen. Pada tahun 1900 ia masuk dinas pemerintahan dan diangkat menjadi juru tulis pengawas Kebumen dengan gaji f 25 sebulan. Pernah bekerja sebagai juru tulis kepala jaksa di Purworejo dengan  gaji f 30. Di tahun yang sama diangkat menjadi mantri kepolisian Purworejo dengan gaji f 50.


Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengundang anggota Volksraad resepsi malam di Istana Batavia. Gubernur dan istri disalami oleh R. A. A. Sosrodiprodjo, Bupati Wonosobo

Pada tahun 1905 diangkat menjadi pembantu wedono dari Kedungwringin, Kabupaten Karanganjar. Pada tahun 1910 ia dipindahkan ke kecamatan Klirong di kabupaten yang sama. Pada tahun 1913 ia menjadi pembantu kepala jaksa di Magelang kemudian pada tahun 1917 dipindahkan ke kawedanan Gombong.

Pada 1920 ia diangkat dan dipromosikan menjadi Bupati Wonosobo dan diizinkan memperoleh gelar Raden Tumenggung Sosrodiprodjo. Pada tahun 1923 ia dianugerahi gelar Ario dan pada tahun 1925 ia diangkat menjadi Perwira di Oranje-Nassau. Dan pada Agustus tahun 1929 diri dianugerahi predikat Adipati.

Sejak tahun 1924 ia terpilih sebagai anggota Volksraad, dan pada pemilihan terakhir ia terpilih menjadi anggota Dewan Provinsi Jawa Tengah.

Pada tahun 1919, kabupaten Wonosobo dilanda wabah pes yang parah. Bupati bekerja sama dengan giat dalam perbaikan rumah untuk menanggulangi penyakit berbahaya tersebut. Rumah yang lebih baik dengan penutup seng atau genting timah telah menggantikan alang-alang atau ijuk lama.

Pada tahun 1924 Wonosobo dilanda gempa bumi yang parah, yang sekali lagi menuntut pemerintah untuk meringankan kebutuhan di daerah yang terkena bencana.

Jalan raya baru telah dibangun untuk membuka daerah pedalaman yang sebelumnya terisolasi; Semua kecuali dua ibu kota kecamatan kini bisa dicapai dengan mobil. Beberapa pasar telah diperbaiki dan semua pasar penting, termasuk desa-pasar, telah dijadikan permanen. Manfaat ini untuk kepentingan desas. 

Tanah diperbaiki melalui irigasi yang lebih baik dan pupuk hijau. Penanaman tanaman pupuk hijau sekarang sudah dilakukan secara praktis. Pada tahun 1923, pasokan air dipasang; Klinik rawat jalan dimulai di beberapa kabupaten.

Demikianlah riwayat dan prestasi yang dicapai oleh bupati Wonosobo, R.A.A. Sosrodiprodjo.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar