Tahun 1902 telah berdiri sebuah hulphospitaal (rumah sakit pembantu) di desa Krakal, dekat pemandian air panas berkat jasa Ds Baker yang berkarya di Gereja Misi Friesche (kelak menjadi Gereja Kristen Jawa) dari tahun 1901-1906. Rumah sakit ini dibeli oleh Ds. Baker dengan harga f 500 baik dari sumbangan pemerintah maupun uang pribadinya sebesar f 1000. Ds. Baker mempercayakan pengelolaan rumah sakit ini pada Dikoen dan Eliezer. Saat pertama dibuka telah menerima 40 pasien (Schetsen en Herinneringen, 1925:57).
Pada tanggal 1 Januari 1916 kemudian berdirilah sebuah zending ziekenhuis (rumah sakit misi) yang didirikan tidak jauh dari stasiun kereta api Kebumen yang bernama Rumah Sakit “Pandjoeroeng”. Sejak kedatangan seorang dokter ke Kebumen pada Mei 1915 maka dimulailah pembangunan setahap demi setahap. Ds Van Dijk penerus Ds Baker berada dibalik pembangunan rumah sakit ini dibantu Zuidema. Sebelum ada rumah sakit ini, satu Dokter Jawa yang diperbantukan (kemungkinan dari Petronela Yogyakarta) untuk melayani 400.000 warga Kebumen pada tahun 1900.
Tahukah Anda siapa yang memberi
nama “Pandjoeroeng” dan apa maknanya? Dialah Ds. (Pdt) Van Dick yang memberikan
nama tersebut. Artinya, dat is verhooring, gebedsverhooring (permohonan atau
jawaban doa). Van Dijk dan banyak orang telah berdoa agar rumah sakit ini dapat
didirikan meskipun dengan susah payah. Die naam prijkt dan ook voortaan op de
voorgevel van het hoofdgebouw (Mulai saat ini, nama tersebut akan ada di fasad
bangunan utama), demikian tulis dr. Osterhuis dalam artikelnya berjudul, Het
Zendinghospitaal te Keboemen: Gedurende te Eerste Zes Zaren (Schetsen en
Herinneringen, 1925:73). Dr. Osterhuis adalah oud-geneesheer-directeur alias
mantan direktur medis rumah sakit ini.
Dari tulisan pendek Dr. Osterhuis
inilah kita mengenal nama pasien pertama yang ditangani oleh rumah sakit ini.
Ini menarik. Nama pribumi yang menjadi pasien pertama tetap diingat dan
dituliskan agar diketahui dan dikenang dalam sejarah. Pasien itu bernama Mbok
Minah. Dia datang dengan een kolossaal groot gezwel in de buik (sebuah daging
tumbuh membesar di perut). Ya, nampaknya sebuah tumor. Sebenarnya dokter dan
perawat kuatir untuk menangani kasus ini karena baru pertama kali dan
peralatannya nog zoo primitief (masih sangat sederhana).
Namun Mbok Minah sangat percaya dirinya dapat
dioperasi dan disembuhkan. Puji syukur akhirnya operasi itu berhasil dan sejak
itulah kepercayaan diri semakin bertambah untuk melakukan tugas pelayanan
kesehatan. Dat gaf moed voor de volgende (itu memberikan keberanian
selanjutnya), demikian kenang Dr. Oosterhuis.
Ruang operasi
Berturut-turut, nama pribumi
lainnya disebutkan al., Thomas dan Sukiman di ruang rawat jalan. Lalu Sadimoen
dan Lucas sebagai kepala bangsa pria dan Partiwi dan Soedarmi di bangsal
wanita. Ada lagi nama-nama lain disebutkan yaitu Sargioes, Wagia, Ngadiroen,
Satidjem, Soepardi, Achaz. Nama Padia disebut sebagai juru perantara bahasa
baik Jawa dan Belanda karena semua belum tentu mengerti bahasa masing-masing.
Zendingziekenhuis Pandjoeroeng
Tahun 1924, Zendingziekenhuis “Pandjoerong”
telah dikunjungi 20.000 dengan tenaga dokter Eropa sebanyak 2 orang, dua orang perawat
eropa, apoteker Jawa dan sekitar lima puluh orang perawat Jawa (1925:92).
Demikianlah selintas wajah dan
aktivitas di seputar rumah sakit “Pandjoeroeng” yang kelak menjadi RSUD Kebumen
sampai tahun 2014 sebelum kemudian berpindah lokasi ke Jalan Lingkar Selatan
dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah “Dr. Soedirman”.
.
Betul betul mengenang RSU tersebut karena aku di lahirkan di situ pada tahun 1957
BalasHapus