Senin, 10 Mei 2021

KANTOR POS DAN RUMAH A.S.I.B DI KEBUMEN

Heden begint de verkoop van de Asib weldadigheidszegels aan het postkantoor (Hari ini penjualan perangko amal Asib di kantor pos dimulai), demikianlah bunyi sebuah artikel berita berjudul, Een Model Inladsch Armenhuis (sebuah model rumah perawatan orang miskin pribumi) yang dimuat oleh harian surat kabar, De Locomotief (1 Desember 1937). Berita tersebut melaporkan keberadaan sebuah oranisasi di Kebumen yang melayani orang-orang yang tidak mampu dan para pengemis serta gelandangan.

Apa nama organisasi tersebut? Algemeen Steunfonds voor Inheemsche Behoeftigen (A.S.I.B) yang dapat diterjemahkan, Dana Dukungan Umum Bagi Penduduk Pribumi Tidak Mampu/Miskin. Belum banyak buku sejarah yang mengulas keberadaan A.S.I.B dan peran serta kontribusinya bagi pengembangan masyarakat pribum di bidang ketrampilan untuk kemudian dijual hasilnya.

Latar belakang berdirinya A.S.I.B dikarenakan krisis ekonomi yang menlanda dunia dan berdampak kepada sejumlah negara koloni, termasuk Hindia Belanda. Istri Gubernur Jendral A. C. de Jonge mengambil inisiatif untuk mendirikan A.S.I.B pada tahun 1935 dan berkembang di sejumlah wilayah di Jawa dan Madura. Di Kebumen pun telah didirikan organisasi bulan November 1935 dan diketuai oleh R.A. Sardinah, putri Bupati Kebumen Arung Binang VII (Teguh Hindarto, S.Sos., MTh., Bukan Kota Tanpa Masa lalu: Dinamika Sosial Ekonomi Kebumen Era Arung Binang VII, 2000:147-154).

Artikel surat kabar di atas menjelaskan bagaimana A.S.I.B Kebumen telah berhasil membuat sebuah bangunan yang cukup layak dengan kapasitas 50 orang namun baru terisi 30 orang karena banyak para pengemis dan gelandangan lebih senang tinggal di jalanan karena mereka masih bisa mendapatkan een dubbeltje (1 sen atau 10 sen?) per hari dibandingkan tinggal di rumah A.S.I.B. Sebuah kondisi yang dianggap behoorlijker (lebih layak).

Rumah A.S.I.B. ini dikelola oleh Patih Kebumen bernama M. Moch. Tajib dan istrinya. Digambarkan dalam berita tersebut rumah ini bersih walaupun tidak begitu besar dan di belakang rumah membentang sawah yang dipakai untuk mengajari para penghuninya menanam padi secara berbaris. Nampaknya ini sebuah metode penanaman padi berjarak dan masih baru bagi masyarakat Kebumen masa itu karena dikatakan, “sebuah keunikan (unicum) menanam padi di Kebumen” dan  “orang-orang desa tidak menganggap penting cara penanaman padi demikian”. Model pertanian ini direncanakan sebagai sebuah propaganda untuk penanaman padi yang “lebih baik dan efektif” (betere en doelmatiger).

Sayangnya lokasi di mana rumah A.S.I.B Kebumen ini belum diketahui dengan pasti. Apakah tidak jauh dari kantor pos atau jauh dari kantor pos? Yang jelas rumah ini disebutkan memiliki sawah di belakangnya untuk kegiatan penghuninya mengembangkan pola bercocok tanam yang baru.

Selain bercocok tanam, para penghuni rumah A.S.I.B. diajari berbagai bentuk ketrampilan anyaman dan pembuatan perkakas rumah tangga (vlechtwerk en het vervaardigen van gebruiksvoorwerpen). Selain itu digalakkan pula pembuatan prangko amal (De Asib weldadigheids postzegel) senilai 2 cent,  3,5 cent, 7,5 cent, 10 dan 20 cent. Kantor Kebumen menjadi pusat penjualan prangko-prangko amal tersebut.

Tidak begitu jelas kapan kantor pos Kebumen mulai berdiri dan menjalankan fungsinya. Namun hasil pelacakan sebuah kartu pos bertanggal 20 Maret 1885 dengan stempel Kebumen memberikan isyarat keberadaannya yang sudah ada sejak 1895 ata mungkin sebelumnya.

Sebuah data lainnya menghubungkan keberadaan kantor pos Kebumen dengan sebuah peristiwa dramatis yang melibatkan kepala kantor pos Kebumen di tahun 1897. Henri van Thienesen, demikian namanya dikabarkanmelakukan penembakkan terhadap keponakannya dan kemudian membunuh dirinya di Blitar sebagaimana dilaporkan surat kabar Soerabaiasch Handelsblad bertanggal 14 Desember 1897 (Teguh Hindarto, Brievenbus di Kantor Pos Kebumen: Saksi Bisu Perubahan Zaman dan Monumen Kenangan Sebuah Masa - http://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2019/11/brievenbus-di-kantor-pos-kebumen-saksi_13.html).

Sebuah foto kantor pos yang diambil oleh Nelly Rose Marchand pada tahun 1933 (sebagaiamana gambar judul) memperlihatkan suasana kantor pos Kebumen yang lenggang dengan seorang penduduk berpakaian Jawa berjalan kaki. Nelly Rose Marchand  adalah istri Oscar Charles Woldringh yang pernah bekerja di Mexolie Kebumen dari tahun 1932-1942.

Jika kantor pos Kebumen tetap bediri pada tempatnya dan menyaksikan zaman berubah dan berganti, dimanakah letak gedung A.S.I.B Kebumen yang pernah berkontribusi bagi orang-orang yang tidak mampu pada zamannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar