Jika dalam tulisan-tulisan sebelumnya telah diulas mengenai kegiatan pameran (tentoonstelling) di era kolonial, baik yang berskala internasional sebagaimana pernah dilakukan di Semarang tahun 1914 (Teguh Hindarto, Pameran Umum Kolonial dan Internasional di Semarang Tahun 1914 - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/06/pameran-umum-kolonial-dan-internasional.html) maupun yang berskala lokal sebagaimana dilakukan di sebuah desa bernama Wonokromo di kawedanan Alian, kabupaten Kebumen tahun 1928 (Teguh Hindarto, Pameran Ternak dan Peresmian Pasar Baru di Desa Wonokromo, Alian Tahun 1928 - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/07/pameran-ternak-dan-peresmian-pasar-baru.html) maka kali ini kita akan memperhatikan kegiatan berskala lokal di wilayah Vorstenlanden yaitu Yogyakarta di tahun 1927.
Istilah Vorstenlanden merujuk
pada beberapa wilayah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari
Kesultanan Mataram, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Secara umum istilah Vorstenlanden disederhanakan meliputi wilayah Kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Kegiatan pameran ini dapat diikuti dalam sebuah buku laporan berjudul, De 1e Djokjasche Jaarmarkt-Tentoonstelling van Inlandsche Nijverheid en Kunstnijverheid Nederlandch Indie (Pameran Pasar Tahunan Industri Pribumi dan Kerajinan Hindia Belanda Ke-1 di Yogyakarta). Kegiatan pameran untuk pertama kalinya ini ditujukan agar produk-produk industri dan kerajinan pribumi Hindia Belanda dapat dikenal dan dibeli oleh para pengunjung.
Pameran tahunan ini dibagi menjadi 10 kelompok pameran, di mana masing-masing bagian diurutkan meliputi galeri belanja, penerangan listrik di setiap stand, serta ruang demonstrasi, dimana berbagai perusahaan ditampilkan.
Pameran Pasar Tahunan Yogya yang berlangsung selama 12 hari ini (30 Kuli-10 Agustus 1927) dikunjungi beberapa kelompok masyarakat. Berikut daftar kelompok masyarakat yang hadir dan jumlah biaya yang ditetapkan serta yang berhasil dikumpulkan.
17.171 orang Eropa dan Timur Asing dewasa f 0,60 per orang = f. 10.302.60,-
12.103 anak-anak orang Eropa dan Timur Asing f 0,30 per orang = f. 3.630.90,-
251.181 orang dewasa Pribumi f 0,12 per orang = f. 30.141.72,-
103.084 anak-anak Pribumi f 0,06 per orang = f. 6.185.04,-
4.964 Pribumi dengan pikolan dan gendongan f. 0,30 per orang = f 1.489.20,-
Jumlah Total pengunjung adalah 388.503 orang dengan total penerimaan uang tiket masuk sebesar f 51.749.46 dan ditambah dengan mereka yang masuk tanpa menggunakan tiket sebesar f 181.57 sehingga pendapatan total dari hasil penjualan tiket sebesar F 51,931.03,-
Penetapan tarif per orang dibedakan sbb: Untuk Pribumi sebdsar f 0,12 per orang. Untuk kalangan Non-Pribumi diterapkan tarif sebesar f 0,60 per orang (termasuk pajak hiburan). Adapun anak di bawah usia 12 tahun setengah harga. Sementara untuk tarif para penjual Gendongan diterapkan tarif sebesar f 0,30,- per orang dan Pikulan sebesar f 0,60,- per orang (sudah termasuk pajak hiburan).
Adapun kegiatan pameran pasar tahunan ini dibagi dalam masing-masing 10 kelompok dan beberapa bagian terpisah yang menyajikan beberapa produk sbb:
1. Kelompok Pameran, yang meliputi Kelompok Kerajinan anyaman, Kelompok Kerajinan tenunan, Kelompok Kerajinan batik, Kelompok Kerajinan emas dan perak, Kelompok Kerajinan tembaga, timah, besi, Kelompok Kerajinan kayu dan bambu, Kelompok Kerajinan kulit, Kelompok Kerajinan tanduk, tulang, kura-kura, dll., Kelompok Kerajinan tembikar, Kelompok Olahan sirup, asam, pengawet, dll., Kelompok Kerajinan anak-anak sekolah
2. Bagian Terpisah, meliputi kerajinan dari orang-orang yang berada di penjara, industri wadas pot Schoon, industri keramik Malang, Bali, industri topi bambu Tangerang, kerajinan timah oleh Tjoeng Foe, demonstrasi tenun saat pameran.
3. Galeri toko
4. Kampung Tukang
5. Pertanian dan Hortikultura
Sabtu
30 Juli 1927
Jam 09.00: Pembukaan pameran tahunan.
Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop di
ruang terbuka.
Jam 20.00-00.00: Penampilan wayang-orang
dari Rijksbestuurder (adminitrator
pemerintahan/pepatih dalem)
Jam 22.00: Kompetisi menari di lantai
dansa di restoran (Karya seni rupa pribumi tersedia sebagai hadiah).
Minggu
31 Juli 1927
Jam 10.00: Pesta Kembang Api
Jam 16.00: Pertandingan olahraga di
lapangan (panahan). Hadiah berupa uang sejumlah f 75,- dan medali perak
Jam 19.00: Parade Tionghoa di tempat
pameran.
Jam 20.00-00.00: Penampilan wayang-orang
dari Rijksbestuurder (adminitrator
pemerintahan/pepatih dalem)
Jam 21.30: Pemutaran bioskop di ruang terbuka
Senin
1 Agustus 1927
Jam 16.00: Kompetisi layang-layang di lokasi
pameran tahunan (untuk layang-layang paling indah dan orisinal, disediakan hadiah
uang tunai sebesar f 60,-)
Jam 19.00: prosesi lampion di tempat
pameran pasar tahunan (hadiah uang tunai hingga total f 75,- tersedia untuk
lentera yang paling indah, asli dan paling lucu). Penataan arak-arakan di
halaman rumah Residen
Jam 20.00-00.00: Pertunjukan Topeng.
Jam 21.30: Pemutaran bioskop di ruang terbuka
Selasa
2 Agustus 1927
Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di kawasan
pasar tahunan (hadiah berupa medali perak).
Jam 19.00: Kembang api besar di lokasi
pameran tahunan
Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.
Jam 21.30: Pemutaran bioskop di ruang terbuka
Rabu
3 Agustus 1927
Jam 16.30: Parade sepeda di tempat
pameran (Hadiah uang tunai sejumlah f 100,- untuk sepeda yang paling indah,
orisinal, dan terlucu). Persiapan parade di depan rumah Residen.
Jam 19.00: Pemutaran bioskop di ruang terbuka.
Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.
Jam 21.30: Parade Tionghoa di kawasan
pameran pasar tahunan
Kamis
4 Agustus 1927
Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di di
kawasan pasar tahunan (Hadiah berupa medali perak)
Jam 19.00: Pemutaran bioskop di ruang terbuka.
Jam 22.00: Kembang api besar di
kawasan pasar tahunan
Jumat
5 Agustus 1927
Jam 16.00: Kompetisi layang-layang di kawasan
pasar tahunan (untuk tali paling tajam mendapatkan hadiah uang tunai sejumlah f
60,-).
Jam 19.00-21.30: pertunjukan bioskop di
ruang terbuka,
Jam 21.00 : Penampilan wayang-orang dari
Rijksbestuurder (adminitrator
pemerintahan/pepatih dalem)
Sabtu
6 Agustus 1927
Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di di
kawasan pasar tahunan (Hadiah berupa medali perak)
Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop
di ruang terbuka
Jam 21.00 : Penampilan wayang-orang dari
Rijksbestuurder (lanjutan lakon malam
sebelumnya)
Minggu
7 Agustus 1927
Jam 09.00: Pameran merpati pos.
Pelepasan merpati pos
Jam 10.00 : Pesta kembang api
Jam 16.30: Pertandingan sepak bola di di
kawasan pasar tahunan (Hadiah berupa medali perak)
Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop
di ruang terbuka
Jam 20.00-00.00: Pertunjukan Topeng.
Senin,
8 Agustus 1927
Jam 16.00: Demonstrasi olahraga oleh
polisi lapangan lokasi pasar tahunan (Disediakan hadiah berupa uang tunai
sebesar f 60,- dan 2 Medali Perak)
Jam 19.00: Pemutaran bioskop terbuka.
Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.
Jam 21.30: Parade Tiongkok di lokasi pasar tahunan
Selasa
9 Agustus 1927
Jam 16.00: Demonstrasi olahraga oleh tentara
di lokasi pasar tahunan (Disediakan hadiah berupa uang tunai sebesar f 60,- dan
2 Medali Perak)
Jam 19.00-21.30: Pertunjukan bioskop
di tempat terbuka
Jam 20.00-00.00: Pertunjukan ketoprak.
Jam 21.30: Topi kertas di lantai dansa
pasar tahunan (Karya seni rupa pribumi tersedia sebagai hadiah untuk topi
kertas wanita dan pria paling indah, paling orisinal, dan terlucu).
Rabu
10 Agustus 1927
Jam 16.30: Kompetisi olahraga di kawasan
pasar tahunan (Disediakan hadiah berupa uang tunai sebesar f 75,- dan Medali Perak)
Jam 22.00: Pesta kembang api besar
Bagaimana? Nampaknya sangat padat dan
merah sekali kegiatan pameran dan pasar tahunan zaman itu ya? Demikianlah
gambaran suasana Pameran dan Pasar Tahunan di Yogyakarta Tahun 1927. Sampai
jumpa dalam penelusuran kehidupan sosial ekonomi masa lalu lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar