Toponim atau dalam bahasa
Inggris disebut Toponym, menurut
Yacub Rais dkk. (Toponimi Indonesia: Sejarah Budaya Bangsa yang Panjang dari Permukiman
Manusia dan Tertib Administrasi, 2008) diartikan secara harfiah sebagai
nama tempat di muka bumi (“topos”, kata Yunani yang bermakna “tempat” atau
“permukaan” seperti “topografi” adalah gambaran tentang permukaan atau
tempat-tempat di bumi, dan “nym” dari “onyma” yang artinya “nama”). Dalam
bahasa Indonesia, sering digunakan istilah “nama unsur geografi” atau “nama
geografis” atau “nama rupa bumi”.
Kamonkarn dkk. membagi toponimi
menjadi dua kategori besar, yaitu nama huni dan nama fitur. Nama huni merupakan
nama yang menunjukkan suatu wilayah yang ditempati atau dihuni. Nama fitur
merupakan nama yang mengacu pada alam atau karakteristik fisik suatu bentang lahan.
Nama fitur diklasifikasikan menjadi hidronim (fitur air), oronim (fitur
relief), dan tempat-tempat pertumbuhan vegetasi alami (Ilham Mashadi, Kajian
Keterkaitan Toponim Terhadap Fenomena Geografis: Studi Kasus Toponim Desa Di
Sebagian Kabupaten Batang, Jurnal Bumi Indonesia, 2014:3).