Selasa, 29 Maret 2022

BIOSKOP DAN FILM DI KEBUMEN: ANTARA MASA LALU DAN MASA YANG AKAN DATANG


Bioskop Flora Theatre di Jawa Barat, 21 januari 1920 

(Scott Merrillees, Greeting From Jakarta, 2019

Sebuah berita berjudul, En Opening Bioscoop yang dimuat surat kabar De Locomotief (20 September 1938) menuliskan sbb: Rencana pembukaan bioskop di Keboemen pada akhir tahun ini sedang dalam tahap persiapan lanjutan. Hanya izin dari kabupaten untuk sewa gedung bioskop belum diperoleh. Dengan ini, Keboemen akhirnya akan diperkaya dengan sebuah bioskop. Kesulitan besar selalu adalah risiko keuangan yang harus ditanggung oleh calon operator. Pak Abdu'llah akan mencoba. Di mana Keboemen menawarkan sedikit kesempatan untuk hiburan, sebuah film benar-benar merupakan aset besar bagi kota. Kami doakan Pak Abdu'llah sukses selalu dengan usaha barunya.

Menarik, jika di tahun 1929 ada H.J. Mesland selaku pemilik bioskop lokal di Kebumen, yang tewas di tangan pembantunya karena diracun (Bioskop Kebumen dan Periistiwa Kopi Beracunhttp://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2019/08/bioskop-kebumen-dan-peristiwa-kopi.html) maka di tahun 1938 ada pribumi Jawa bernama Abdullah menjadi pebisnis bioskop. Frasa “sebuah aset yang besar” (een groote aanwist) yang dihubungkan dengan keberadaan film dan gedung bioskop memberikan sinyalemen peluang bisnis yang besar bagi pengusaha film dan pajak kota. Sayangnya tidak dapat dilacak kelanjutan dan perkembangan bioskop ini dan di mana lokasinya.

Bukan hanya di Kebumen namun di Karanganyar saat masih menjadi sebuah regentschap (kabupaten) dan Gombong menjadi sebuah distrik (kawedanan) sudah terdapat sejumlah biskop termasuk dekat benteng Cochius yang sekarang berganti nama menjadi benteng Van der Wijk (Gambar Idoep di Kota Kita - https://www.qureta.com/post/gambar-idoep-di-kota-kita).

Pasca kemerdekaan, Kebumen memiliki dua gedung bioskop di tahun 1970-an yaitu "Indrakila" dan "Star" walau keduanya telah gulung tikar. Jika Bioskop "Indrakila" berlokasi di Jl. Pemuda, (sekarang GOR Gembira). Sementara itu Bioskop "Star" berlokasi di Jl. Kusuma (depan terminal angkot lama dan yang sekarang dijadikan lokasi Bank Danamon). Kemudian berpindah ke Jl. Ahmad Yani. Karena tidak dipakai lama, gedung gedung bioskop lama kemudian dijuluki "Star Bodol".

Beberapa orang masih mengingat bila ada film baru yang akan di putar di bioskop pasti ada suara pengumuman dengan menggunakan mobil pick up sembari di pasang poster lukisan yang terbuat dari kayu.

Era teknologi informasi menyebabkan disrupsi di banyak sektor. Telpon berganti smaartphone, surat berganti email, surat kabar dan majalah berganti koran/majalah elektronik. Demikian juga bioskop bersaing dengan tayangan VCD/DVD, You Tube dsj. Sejumlah gedung bioskop di Kebumen pada akhirnya tutup layar mulai dari Indrakila dan STAR, serta Gombong Thaetre, Rahayu, Lestari di Gombong.

Sebenarnya daya tarik bioskop masih besar di berbagai kota-kota kabupaten al., Purwokerto (Bioskop Rajawali). Tinggal selera masyarakat dan apresiasi terhadap filmnya tinggi atau rendah. Tinggi rendahnya animo dan apresiasi masyarakat turut berpengaruh mati hidupnya bioskop kota. Di sinilah peran komunitas dan pegiat film pendek yang mulai tumbuh di Kebumen dan kabupaten tetangga untuk memaksimalkan peran dan fungsinya.

Film, bukan sekedar tayangan yang bersifat menghibur belaka namun merupakan potret sebagian realitas kehidupan sebuah masyarakat baik di negeri seberang yang jauh maupun di negeri sendiri. Kita bisa mempelajari nilai-nilai, sistem kepercayaan, kebudayaan, gaya hidup, tragedi, persoslan sosial, sebuah masyarakat melalui sebuah film.

Kiranya Hari Film Nasional yang diperingati tanggal 30 Maret (hari di mana untuk pertama kalinya dilaksanakan syuting film Darah dan Doa karya Usmar Ismail) menjadi momentum para pegiat komunitas film lokal di Kebumen yang selama ini terus menerus memproduksi film pendek untuk terus mengedukasi masyarakat melalui sarana film.

Akankah bioskop dan film layar lebar akan kembali membuka layarnya di kota Kebumen masa kini? Semua bergantung dari apa yang dikerjakan di masa kini oleh semua pihak yang terkait.

4 komentar:

  1. kemarin sempat berkunjung ke daerah karanganyar, dekat stasiun. menurut info yang punya rumah, gudang di belakang nya dulu adalah bioskop

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih untuk informasinya

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Bioskop Dewi. Sekarang digunakan untuk gudang material CV Prestasi.

      Hapus