Rabu, 16 Desember 2020

KAPAN JARINGAN LISTRIK MASUK KEBUMEN?


Foto pertama adalah foto saat mana Regentschapbank Keboemen (Bank Kabupaten Kebumen) merayakan ulang tahun ke-25 pada tahun 1930. Nampaknya keberadaan bangunan bank tidak jauh dengan kantor Asisten Residen (sekarang kantor Kabupaten Kebumen). Nampak cahaya listrik sudah menghiasai sebuah gapura dan genting bangunan.


Sementara foto kedua adalah foto Hereen Straat Keboemen (jalan utama Kebumen) nampak di tengah keramaian tahun 1934 ada tiang listrik berdiri dan jaringan kabel yang memasok kebutuhan listrik untuk penerangan jalan. Adapun foto ketiga adalah bekas tumpukan elemen-elemen pada tiang listrik yang terletak di Jalan Pahlawan.


Lantas kapan tepatnya listrik menerangi kota Kebumen?

Ketenagalistrikan di Hindia Belanda dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan memasok listrik wilayah koloni.

Tepatnya dimulai pada tahun 1897 ketika didirikannya perusahaan listrik pertama yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) atau Perusahaan Listrik Hindia Belanda, yang merupakan perusahaan yang berada di bawah N.V. Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama Maintz & Co.

NIEM berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan perusahaan gas yang bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga akhir abad XIX. Kemudian pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk membangun beberapa pembangkit tenaga listrik berikut sistem distribusinya ke kota-kota besar di Jawa. Perusahaan ANIEM punya relasi dengan jawatan listrik di beberapa daerah al., Jawa Timur (OJEM); Solo (SEM); Banyumas (EMB); Rembang (EMR); Sumatra (EMS); Bali dan Lombok (EBALOM), serta lainnya. 


Pembangunan pembangkit listrik oleh ANIEM tenaga air di Banyumas
(https://www.banjoemas.com)

Lantas, sejak kapankah listrik memasuki kota Kebumen? Berbeda dengan kota besar lainnya yang beralih dari lampu minyak dan lampu gas hingga lampu listrik untuk penerangan jalan, nampaknya di Kebumen fase penggunaan lampu penerang jalan dari lampu minyak menuju lampu listrik sebagaimana dilaporkan sebuah artikel dengan judul, Electrificatie Zuid-Kedoe (Elektrifikasi Kedu Selatan) yang dimuat De Locomotief (16-08-1928) sbb:

Diharapkan bahwa keputusan yang lebih baik akan segera dibuat, karena lampu saat ini (petroleumlantarens: lentera minyak bumi) menggantung sangat rendah di atas jalan

Menurut laporan artikel berjudul, Electriciteitsvergunningen oleh harian De Indische Courant (01-04-1927), ijin kelistrikan untuk wilayah Kebumen sudah dimulai sejak tahun 1927 (Teguh Hindarto, Bukan Kota Tanpa Masa  Lalu, 2020:87-88) namun pelaksanaannya pada tahun 1928 bersama dengan Karanganyar dan Gombong sebagaimana dilaporkan sebuah artikel berjudul, Electricitelt Mij Banjoemas oleh harian De Telegraaf (01-05-1928) sbb:

Berikut ini kami peroleh dari Laporan Tahunan Electricitelt Maatschappij Banjoemas:

Pada tanggal 20 November 1926, izin diberikan oleh pemerintah untuk ibukota Tjilatjap untuk wilayah di mana Banjoemas, Poerwokerto, Poerbolingo, Sukaradja berada.

Pada 27 Agustus 1927 penerangan jalan di Tjilatjap dinyalakan untuk pertama kali; diikuti Poerwokerto, Poerbolingo, Soekaradja dan Banjoemas.

Konsesi diberikan untuk afdeeling Keboemen Karesidenan Kedoe. Pembangunan pembangkit listrik di Karang-Anjar telah dimulai dan tanpa adanya kemunduran tegangan listrik pada jaringan di Gombong Karang Anjar dan Keboemen dikerjakan sekitar bulan Agustus 1928

Sudah tahu ya kapan listrik masuk kota kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar