Jumat, 21 Agustus 2020

ADEGING SAKAGURU SINENGKALAN KAYA HOBAH SWARANING WONG

"Adeging sakaguru sinengkalan kaya hobah swaraning wong" (berdirinya saka guru bertanggal 1763), demikianlah sebuah sengakalan tersemat di sebuah kayu jati yang diletakkan di pelataran makam Arung Binang  I (Jakasangkrip) di Kebejen, Kutawinangun.

Kamis, 20 Agustus 2020

KERACUNAN TEMPE BONGKREK DI KEBUMEN 1935

Tempe bongkrek, ya sebuah makanan yang terbuat dari campuran kedelai, ampas tahu dan ampas kelapa. Makanan ini kerap mencelakai pemakannya jika tidak diolah dengan benar. Wabah keracunan tempe bongkrek pertama kali dicatat oleh otoritas Belanda pada 1895. Kemudian pada 1902, ilmuwan Belanda bernama Adolf G. Vorderman melakukan penelitian terkait tempe bongkrek. 

Ketika Hindia Belanda dilanda depresi ekonomi, tercatat antara tahun 1931-1935  kerap terjadi keracunan masal karena penduduk kerap membuat tempe bongkrek sendiri daripada membeli dari pembuat tempe berpengalaman. 

Kamis, 13 Agustus 2020

PEKAN RAYA UNTUK PENYANDANG TUNA NETRA DI KEBUMEN 1938

Sumber: news24hours.in

Istilah difabel dan disabilitas semakin familiar di telinga kita untuk menandai sekelompok individu yang memiliki keterbatasan secara fisik ataupun mental. Banyak komunitas terbentuk untuk mewadahi aktivitas dan menyalurkan sejumlah bakat individu-individu yang memiliki keterbatasan tersebut.

Beberapa pegiat saat ini mereferensikan sebuah terminologi yang dianggap lebih tepat yaitu “penyandang disabilitas” tinimbang “difabel”. Istilah “difabel” sebenarnya merupakan singkatan dari bahasa Inggris “different ability”, yang artinya “kemampuan yang berbeda”. Sementara terminologi “penyandang disabilitas” berasal dari Indonesia dan sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Ternyata di Kebumen era kolonial telah ada kelompok-kelompok penyandang disabilitas dan mendapatkan sejumlah perhatian baik dari pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Tidak banyak data yang kita peroleh mengenai keberadaan mereka di Kebumen era kolonial selain sebuah berita keberadaan mereka dikaitkan dengan sebuah pekan raya pengumpulan dana.

Sebuah laporan berita dengan judul De Fancy-Fair (Pekan Raya) yang dimuat oleh Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indië (06 April 1938) dibuka dengan kalimat, Zaterdagavond had in de kaboepaten de fancy-fair plaats ten behoeve van het Blindenwerk in Nederlandsch IndiĆ« (Pada hari Sabtu malam, sebuah pekan raya mewah diselenggarakan di kabupaten untuk karya para pekerja tunanetra di Hindia Belanda).

Selasa, 11 Agustus 2020

TEKA-TEKI 4300 FLORIN UNTUK PENDIRIAN SEKOLAH KARTINI DI KEBUMEN

 

Tahun 2009 lalu publik pernah dihebohkan dengan kasus Bank Century terkait dengan kontroversi kebijakan terhadap Bank Century yang kala itu hendak dilikuidasi. Penutupan Bank Century dianggap bakal menimbulkan dampak sistemik sehingga harus disuntik dana oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Yang dipersoalkan adalah jumlah suntikan modal dari Lembaga Penjamin Simpanan ke Bank Century hingga Rp 6,7 triliun sementara awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century (https://nasional.tempo.co/read/208353/kronologi-aliran-rp-67-triliun-ke-bank-century/full&view=ok).