Jika dalam tulisan sebelumnya
penulis telah menderetkan sejumlah peristiwa bencana alam berupa banjir yang
terjadi wilayah Kebumen dari tahun 1895, 1904, 1928, 1937 dalam artikel
berjudul, "Bencana Alam dan Pemahaman Pola Historis Kebencanaan - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com),
maka kali ini penulis akan mengajak para pembaca melihat apa yang terjadi
peristiwa bencana alam lain yaitu gempa bumi yang cukup merusakn beberapa
infrastruktur di Kebumen pada tahun 1898.
Sebelum menunjau peristiwa gempa tersebut, dalam sebuah laporan berita dengan judul yang ditulis besar-besar yaitu, Java Opnieuw Door Aardschokken Getroffen: Lichte Bevingen Hebben in den Afgeloopen Nacht op Tal van Plaatsen Schade Aangericht (Jawa Terkena Dampak Gempa Bumi Lagi: Getaran Hebat Menyebabkan Sejumlah Kerusakan di Banyak Tempat Dalam Semalam), demikian tulis Surat Kabar Provinciale Overijsselsche en Zwolsche Courant (28 September 1937).
Sebelum menunjau peristiwa gempa tersebut, dalam sebuah laporan berita dengan judul yang ditulis besar-besar yaitu, Java Opnieuw Door Aardschokken Getroffen: Lichte Bevingen Hebben in den Afgeloopen Nacht op Tal van Plaatsen Schade Aangericht (Jawa Terkena Dampak Gempa Bumi Lagi: Getaran Hebat Menyebabkan Sejumlah Kerusakan di Banyak Tempat Dalam Semalam), demikian tulis Surat Kabar Provinciale Overijsselsche en Zwolsche Courant (28 September 1937).
Sekalipun di banyak wilayah dilaporkan mengalami
kerusakan, Kebumen belum terlacak datanya apakah mengalami kerusakan yang sama.
Dengan kata opnieuw (kembali lagi)
nampaknya ini bukan gempa baru melainkan deretan dari sejumlah gempa yang
pernah terjadi sebelumnya.
Berbicara peristiwa gempa yang
sebelumnya pernah terjadi, pada tahun 1898 Kebumen era kepemimpinan Arungbinang
VI pernah mengalami gempa yang cukup merusakkan sejumlah kawasan penting.
Sebagaimana dilaporkan oleh Bataviaasch
Nieuwsblad (29 November 1898) sbb:
“Een van den resident van Bagelen ontvangen bericht meldt, dat
tengevolge van de aardbeving in den vooravond van den 2den dezer eenige
scheuren zijn ontstaan in het europeesche schoolgebouw te Keboemen, in de
woning en de steenen pilaren der stallingen van den regent en in pilaren van de
woning en van het kantoorgebouw van den wedono. Ook de assistent-residents
woning te Karanganjar werd op twee plaatsen gescheurd, terwijl de steenen
pilaren van een oud passantenhuis op du districts-hoofdplaats te Gombong, thans
nog in gebruik voor doortrekkende batterijen van Babakan naar hun garnizoenen,
zijn ontzet. Voorts zijn in in de districten Karanganjar, Gombong, Poering en
Karangbolang een 44 tal groote en kleine inlandsche woningen, stallingen en
schuren ingestort of omgevallen, waarbij door de bevolking een schade van
ongeveer 500 werd geleden. Een bejaarde inlander in de dessa Gandoesarie,
district Poering, werd min of meer verwond van onder zijn woning gehaald en
heeft zijn spraakvermogen verloren”
Terjemahan bebas:
“Sebuah berita diterima dari Residen Bagelen yang melaporkan bahwa akibat gempa bumi pada
malam ke-2 ini, beberapa retakan telah muncul di gedung sekolah Eropa di
Kebmuen, di rumah dan pilar-pilar batu istal (kuda) milik bupati dan di
pilar-pilar rumah dan gedung kantor Wedono. Rumah Asisten Residen di
Karanganjar juga terpecah menjadi dua bagian, sementara pilar-pilar batu dari sebuah rumah tua
yang berderet di distrik Gombong, yang biasa digunakan sampai sekarang untuk
baterai yang melintas dari Babakan ke garnisun mereka, telah roboh. Selain itu,
di distrik Karanganjar, Gombong, Puring dan Karangbolang, sebanyak 44 rumah besar dan kecil penduduk
pribumi, kandang dan gudang telah runtuh atau rusak, menyebabkan kerugian
sebesar 500 florin bagi penduduk. Penduduk pribumi lanjut usia di Desa Gandusari, Dsitrik Puring, beberapa terluka terkena
reruntuhan rumahnya dan kehilangan kemampuan bicaranya (kaget?)”
Sayangnya belum ada data yang
memberikan penjelasan secara detail di mana sumber gempa tersebut dan dengan
kekuatan berapa skala richter sehingga dapat merusak sejumlah rumah baik rumah
besar maupun rumah sederhana.
Peristiwa gempa tahun 1898 di
Kebumen dengan skala kerusakan yang cukup signifikan dapat menjadi titik awal
riset geologis dan keilmuan terkait untuk melacak dan memprediksikan pola-pola
yang mungkin akan terjadi di tahun-tahun mendatang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar