Dalam rangka memperingati 50 tahun kehadiran dan karya keilmuan LIPI, maka LIPI Karangsambung mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan siswa didik dari tingkat SD, SMP hingga SMU bahkan umum, untuk memeriahkan perayaan tersebut. Berbagai kegiatan dan lomba tersebut al., Lomba Fotografi yang diikuti 75 peserta umum dan Lomba Gambar diikuti 86 pelajar SD/MI dan Lomba Debat diikuti 12 SMP/MTs dan Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diikuti 42 makalah tingkat SMA/SMK.
Selain lomba-lomba, LIPI Karangsambung meluncurkan aplikasi bernama Eksplorer Karangsambung. Aplikasi ini merupakan terobosan yang telah dilakukan LIPI Karangsambung untuk mendekatkan masyarakat dengan fenomena geologis dan sains. Aplikasi tersebut dapat didownload secara gratis pada App Store dengan Smartphone. Selain untuk memandu para calon pengunjung, pada aplikasi Eksplorer Karangsambung juga terdapat berbagai informasi yang mencakup sejarah geologi Karangsambung, navigasi ke lokasi batuan, informasi layanan jasa, jelajah museum batuan menggunakan QR-code, kumpulan video serta seputar BIKK-LIPI.
Penulis berkesempatan untuk terlibat menjadi salah satu dari tim juri dan penilai Lomba Karya Ilmiah. Dari 42 makalah, tim memutuskan ada 6 makalah yang dinyatakan unggul dan layak untuk dipresentasikan dan diuji oleh tim penilai. Menarik melihat berbagai presentasi yang disajikan siswa SMA/SMK. Rata-rata telah menguasai metode presentasi dengan menggunakan teknologi power point dan LCD. Pemandangan berbeda jika lomba Karya Ilmiah dilakukan pada era tahun 80-an yang hanya berfokus pada kertas kerja ilmiah tanpa pelibatan teknologi sama sekali.
Bahkan salah satu presentator yaitu dari SMA I Gombong (yang akhirnya menjadi juara 1) berhasil menarik perhatian juri dengan yel-yel sebagai introduksi dan penggunaan media visual serta audio visual serta susunan argumentasi yang bernas dan argumentatif. Secara umum para presentator yang karya-karya ilmiahnya terpilih sudah cukup baik mempresentasikan gagasannya. Namun dari segi metodologi dan sistematika serta susunan logika kalimat masih banyak kekurangan di sana sini.
Terlepas dari pernak pernik dan kekurangan serta kelebihan presentasi Karya Ilmiah khususnya, ada beberapa catatan menarik untuk diulas dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh LIPI Karangsambung dalam rangka 50 tahun kehadiran dan karya keilmuan lembaga tersebut di Kebumen.
Pertama, berbagai kategori kegiatan yang diselenggarakan bisa mendekatkan LIPI Karangsambung dengan masyarakat Kebumen khususnya para pelajar mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMU/SMK. Mungkin selama ini mereka hanya mendengar atau belum mendengar sama sekali apa dan bagaimana LIPI Karangsambung. Dengan mempusatkan kegiatan lomba di LIPI Karangsambung para pelajar bukan hanya melihat gedung dan kantor namun melihat fenomena geologis dari dekat dengan menyentuhnya.
Kedua, para pelajar diajak untuk mengakrabi berbagai aktifitas keilmuan dan kekayaan batuan yang bernilai dari sudut pandang keilmuan geologi. Dengan kata lain, pelajar didekatkan dan mengakrabi sains yang bisa dipelajari di luar gedung dan tersebar di berbagai lokasi (sawah, bukit, gua, sungai) LIPI Karangsambung. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa masyarakat kita masih jauh dari mengakrabi sains sebagaimana dikatakan Emilia Tiurma, "Posisi sains di Indonesia masih samar-samar. Belum ada gebrakan dari lembaga, institusi, atau komunitas sains untuk mempromosikan sains secara konsisten. Tidak heran jika sebagian besar publik merasa asing dengan sains" (Mengapa Masyarakat Kita Tidak Akrab dengan Sains? Geotimes.co.id). Dengan menyaksikan berbagai batuan di LIPI Karangsambung, para pelajar bukan hanya melihat sebaran berbagai jenis kandungan batuan yang bernilai di sekitar LIPI Karangsambung namun mendapatkan pengetahuan perihal asal usul dan jenis batuan serta sejarah masa lalu Karangsambung. Sebagaimana dikatakan Ir Chusni Ansori dalam bukunya bahwa kawasan Karangsambung yang disebutnya, “...ibarat sebuah buku yang bercerita tentang kebenaran konsep tektonik lempeng dalam bentuk morfologi, singkapan batuan, mineral maupun fosil. Jika di buku hanya dilihat melalui gambar dan tulisan, namun di Karangsambung dapat dilihat langsung di alam” (Panduan Geowisata: Menelusuri Jejak Dinamika Bumi Pada Rangkaian Pegunungan Serayu Dan Pantai Selatan Jawa, 2016:7). Wilayah Karangsambung merupakan hasil subduksi lempeng samudera Hindia Australia dengan lempeng Benua Eurasia sekitar 121-60 juta tahun lalu. Dalam istilah lain sering dipergunakan wilayah Karangsambung adalah “lantai samudra” yang terangkat ke permukaan.
Ketiga, para pelajar membiasakan dirinya untuk befikir dan menuliskan gagasannya secara ilmiah. Ditengah-tengah kehidupan sosial politik yang semakin tidak sehat dengan munculnya berbagai berita hoax dan berbagai tulisan yang bersifat pseudo science (penyebarluasan opini bumi datar dsj) dan pseudo history (penyebarluasan opini bahwa Majapahit adalah kesultanan Islam dan Borobudur karya Raja Salomo dsj) yang tersebar luas melalui jejaring media sosial, maka diperlukan pembacaan dan pemahaman kritis terhadap berbagai peristiwa sosial politik. Dengan berfikir ilmiah maka kita menjaga jarak dari berbagai obyek dan peristiwa yang teramati dan berusaha melakukan analisis rasional untuk menemukan akar persoalan yang sebenarnya sehingga tidak terjebak dalam lautan opini provokatif dan bersifat pseudo science dan pseudo history serta berbagai berita hoax yang menyesatkan kesadaran. Dengan menuliskan pemikiran rasional secara sistematis dan metodologis maka para pelajar telah belajar mengungkapkan konsep dan gagasannya secara ilmiah. Oleh karenanya karya tulisannya disebut karya ilmiah.
Muara dari semua pemikiran di atas yang saya sajikan adalah membangun kesadaran kritis dan ilmiah sehingga mampu membedakan mana fakta dan fiksi dan tidak mudah terjebak pada logical fallacies (kesesatan berfikir) akibat kegagalan membangun hubungan rasional dalam melihat dan menilai sebuah persoalan. Dalam konteks yang lebih luas baik skala nasional dan internasional, membangun kesadaran kritis dan ilmiah pada masyarakat khususnya para pelajar dapat menjadi jembatan untuk mendekatkan mereka pada kepekaan menyelesaikan problem sosial, politik, kebudayaan, teknologi secara metodologis dan rasional demi kemajuan kemanusiaan.
Kiranya LIPI Karangsambung dapat lebih memfokuskan kembali kegiatan sains aplikatif untuk mendekatkan masyarakat dan pelajar khususnya dengan sains dan berbagai kegiatan berfikir dan menulis secara ilmiah, sehingga sains dan keilmiahan tidak dipandang sebelah mata yang berakibat merajalelanya berbagai opini dan teori yang bersifat pseudo science dan pseudo history.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar