Sebuah
buku diterbitkan dengan judul, Boenga
Meloer II: Boekoe Batjaan Bahasa Melajoe Oentoek Sekolah Samboengan Dipoelau Djawa (Sengaja kaidah tata bahasa non
Ejaan Yang Disempurnakan [EYD] tidak saya pergunakan saat menyalin judul di
mana kata depan “di” seharusnya dipisah namun dibiarkan tersambung) karya
Soeria Di Radja dan diterbitkan oleh penerbit ternama di era Hindia Belanda
yaitu J.B. Wolter’s Uitgevers Maatschappij N.V. Groningen Batavia 1942.
Sebagaimana
tulisan sebelumnya yang menyebutkan nama Sungai Luk Ulo di Kebumen meskipun
dalam seri buku yang berbeda (Teguh Hindarto, Sungai Luk Ulo, Kebumen Dalam
Buku Bacaan Kembang Mantja Warna 1929 - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2023/02/sungai-luk-ulo-kebumen-dalam-buku.html), maka kali ini nama Gombong muncul dalam buku
bacaan ini.
Dari
111 halaman dengan 46 kisah-kisah pendek dengan diselingi gambar ilustrasi, ada
yang menarik dari cerita No 42 yang bernama Soerat pada halaman 96-98 (selain di halaman 96 muncul juga dengan
judul yang sama pada halaman 6 dan 76). Selain nama “Gombong” disebutkan
demikian pula sebuah “Suikerfabriek (pabrik gula) serta “Karangbolong”.
Benarkah di Gombong pernah ada suikerfabriek (pabrik gula)? Kita akan
mengulasnya secara ringkas.
Namun
sebelum mengulas kita akan salinkan isi bacaan yang berisikan surat seorang
keponakan (dipergunakan kata ganti “kemanakanda”) bernama Ibrahim Widjaja yang
tinggal di Ciamis, Jawa Barat kepada pamannya bernama R. Soeleman (dipergunakan
kata ganti “mamanda’) yang tinggal di Gombong, Jawa Tengah. Penulis sengaja
menyalin sesuai aslinya tanpa melakukan perubahan ejaan termasuk tata cara
penulisan kata depan “di’ yang masih disambung dengan kata benda.
Tjiamis, 9 Maart 1941
Padoeka Mamanda, soeami-isteri
Soedah lama kemanakanda tidak
berkirim soerat kepada Mamanda. Sedjak Mamanda pindah dari Tjiamis ke
Gombong, baroe sekali inilah kemanakanda sempat memboeat soerat jang agak
pandjang. Soerat-soerat Mamanda kepada Ajahanda dan Boenda hampir semoeanja
anakanda jang membatjakannja. Kemanakanda sendiripoen ingin benar hendak
mengetahoei isi soerat mamanda itoe. Soerat Mamanda jang terkirim tanggal 8
boelan jang laloe, telah selamat kemanakanda terima dengan soeka hati. Senang
soenggoeh hati kemanakanda membatja berita Mamanda, dari hal kota Gombong,
keboen-keboen teboe dan paberik goela itoe. Ingin benar kemanakanda akan
membatja tjeritera mamanda tentang keadaan tempat mengambil sarang boeroeng
dipesisir laoet Kidoel
Mamanda tentoelah ma'loem, sekalian
jang Mamanda tjeriterakan itoe tidak ada di Bidara Sari. Tentoe sadja
kemanakanda sangat ingin mengetahoei barang sesoeatoe jang beloem pernah
kemanakanda lihat. Betoellah seperti kata Mamanda dalam salah satoe soerat jang
terkirim kepada Ajahanda itoe. Mémang orang kita soeka makan manisan dan soeka
poela makan koeé jang manis-manis. Demikian poela air téh dïberi orang bergoela
pasir atau goela batoe, soepaja manis djoega. Tetapi paberik, tempat memboeat
goela pasir dan goela batoe itoe, beloem pernah dilihatnja. Mamandapoen soedah
tahoe, di Bidara Sari hanja ada paberik taoe dan témpé atau ontjom sadja.
Paberik goela beloem pernah kemanakanda lïhat.
Setelah selesai menoeai padi
Ajahanda bermaksoed akan datang kemari, mendapatkan Mamanda doea soeami-isteri.
Kalau anakanda telah keloear dari sekolah dan mendapat soerat tammat beladjar,
beliau berdjandji akan membawa kemanakanda kesini. Alangkah besarnja hati
kemanakanda, djïka kemanakanda dapat menemoei Mamanda dan melihat-lihat negeri
ini nanti.
Meskipoen sekarang beloem tiba
waktoenja, hanja kira-kira doea boelan lagi, tetapi soedah dapatlah kemanakanda
katakan, kalau tidak ada aral melintang, tentoelah kemanakanda akan keloear
dari kelas V dengan mendapat soerat tammat beladjar. Goeroe jang mengadjar
dikelas V, ialah toean Radén Sastraatmadja, sahabat karib Mamanda, ketika
Mamanda mendjadi Kelérék di Tjiamis dahoeloe. Beliau sangat kasih dan
sajang kepada kemanakanda. Kata toean Sastra itoe kepada Ajahanda,
kemanakandalah jang sepandai-panduinja dikelas V itoe, lebih-lebih dalam
peladjaran bahasa dan berhitoeng. Sesoedah berhitoeng, dan kalau hitoengan
kemanakanda betoel semoeanja, kerap kali toean Sastraatmadja berkata kepada
kemanakanda, katanja: „Widaja, engkau pandai berhitoeng dan karangmengarang seperti
mamakmoe jang mendjadi Komis di Gombong. Mamakmoe itoe sekelas dengan
saja dahoeloe di Karang Pamoelangan. Diantara teman-teman saja, ialah jang
sepandai-pandainja berhitoeng. Lagi poela tidak pernah loepa ia arti segala
perkataan jang soekar-soekar, jang soedah diterangkan goeroe. Karang
mengarangpoen pandai ia”
Barangkali Mamanda ingin djoega
mengetahoei pontén kemanakanda dalam rapport jang kemanakanda terima boelan
ini. Baiklah kemanakanda seboetkan beberapa boeah sadja:
Berhitoeng ...9
Bahasa...8
Mengarang...8
Menoélis...5
Sajang sekali, pontén menoelis
kemanakanda tidak pernah jang lebih dari 5. Lima itoelah jang
setinggi-tingginja pontén toelisan kemanakanda
Ajahanda bagoes toelisannja. Beliau
mengatakan toelisan kemanakanda sabagai tjakar ajam. Oléh sebab itoe,
djanganlah Mamanda berketjil hati melihat toelisan kemanakanda jang boeroek
ini.
Mamanda! Sekarang kemanakanda hendak
minta nasihat kepada Mamanda. Mamanda soedah tahoedoea boelan lagi tammatlah
peladjaran kemanakanda. Kemanakanda masïh hendak beladjar, beloem ada hati kemanakanda
akan mentjari pekerdjaan. Kemanakah jang baik kemanakanda meneroeskan peladjaran
kemanakanda, menoeroet pikiran Mamanda?
Maksoed Ajahanda, sesoedah keloear
dari sekolah, haroeslah kemanakanda masoek koersoes Volksonderwijzer, soepaja
kemanakanda dapat mendjadi goeroe kelak
Tetapi timbangan toean Sastraatmadja
lain poela Kemanakanda disoeroehnja melandjoetkan peladjaran kemanakanda
kesekólah Mulo Boemipoetera di Bandoeng
Toean Sastraatmadja soedah kerap
kali berkata kepada kemanakanda, katanja: “Widaja, kalau engkau soedah tammat
beladjar disini, baiklah engkau melandjoetkan peladjaranmoe kesekólah Mulo
Boemipoetera. Ta' kan soekar bagimoe beladjar disana, asal engkau selaloe
beladjar radjin dan bersoenggoeh-soenggoeh seperti jang soedah-soedah
Pengadjaran disekolah Mulo
Boemipoetera itoe hampir sama tingginja dengan disekolah Mulo biasa. Hanja
pengadjaran bdhasa Belandanja sadja jang agak koerang. Pada masa ini bagi
anak-anak jang tammat sekolah samboengan, jang ingin melandjoetkan
peladjararmja, sekolah Mulo Boemipoetera itoelah jang sebaik-baiknja, apalagi
bagi moerid-moerid jang mampoe orang toeanja!”
Demikianlah kata toean
Sastraatmadja.
Mamandapoen ma'loem agaknja, bahwa
Ajahanda tentoelah beloem mengetahoei betoel tentang sekolah Mulo Boemipoetera
itoe, sebab selwlah jang sematjam itoe beloem lama dan beloem banjak didirikan.
Hanja baroe seboeah sadja diseloeroeh Pasoendan, jaïtoe di Bandoeng.
Kalau sampai kesini nanti, tentoelah
Ajahanda akan menbitjarakan hal itoe dengan Mamanda. Itoelah sebabnja, maka
kemanakanda harapkan benar nasihat dam pertolongan Mamanda. Nasihat Mamanda
akan kemanakamda toeroet dengan soeka hati
Demikianlah, soepaja Mamanda ma'loem
adanja.
Tertoempang salam kemamakanda kepada
adik-adik kemanakanda semoeanja. Ajahanda dan Boendapoen berkirim salam poela
kepada Mamanda, soeami-isteri, anak-beranak
Sembah soedjoed
Kemanakanda
Widaja
Bagaimana setelah Anda membaca tulisan di atas? Ada banyak hal yang mungkin baru Anda baca dan dengar atau justru membingunkan. Salah satunya adalah istilah “sekolah sambungan”. Apakah itu? Dalam bahasa Belanda disebut Vervolgschool. Ini sekolah lanjutan bagi mereka yang berlatar belakang Volkschool (sekolah rakyat). Ada pula istilah "komis" dan "kelerek" yang biasa dipergunakan di jawatan kantor pos dan telegraf. Istilah "komis" mungkin merujuk pada kepala kantor pos sementara "kelerek" dari kata "Klerk" yang bermakna "juru tulis" (Practische Indische Tolk: Spreken in Hollandsch-Maleisch en Javaansch, 1901:267)
Yang
menarik adalah saat surat ini memberikan deskripsi mengenai Gombong sbb, “Senang
soenggoeh hati kemanakanda membatja berita Mamanda, dari hal kota Gombong,
keboen-keboen teboe dan paberik goela itoe. Ingin benar kemanakanda akan
membatja tjeritera mamanda tentang keadaan tempat mengambil sarang boeroeng
dipesisir laoet Kidoel”. Jika pengunduhan sarang burung lawet/walet sudah
terkenal sejak era kolonial (Teguh Hindarto, Yang Hilang Yang Bertahan di Karangbolong: Dari Sarang Walet dan Ratu
Kidul Hingga Pesta Rakyat - https://www.qureta.com/post/yang-hilang-yang-bertahan-di-karangbolong) namun bagaimana dengan pabrik gula? Benarkah ada
pabrik gula di Gombong tahun 1940-an?
Sebenarnya
tidak pernah ada pabrik gula di Gombong, namun yang ada adalah pabrik gula
terdekat dengan Gombong yang bernama Suikerfabriek Kaliredjo Lokasinya memang berbatasan dengan kota
Gombong dan bisa jadi kebun-kebun tebunya bisa terletak di wilayah Gombong.
Jika kita melaju dari Gombong menuju Jl. Kradenan, Kecamatan Sumpiuh dan
Klepusari, Pesantren, Kecamatan Tambak maka masih di dapati dua bangunan bekas halte
kereta pabrik gula yang berdiri di tepian jalan selama puluhan tahun lamanya (Teguh
Hindarto, Melacak Jejak Yang Tersisa
Suikerfabriek Kaliredjo, Sumpiuh - https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2022/04/melacak-jejak-yang-tersisa_28.html).
Dalam
sebuah iklan oleh Suikerfabriek Kaliredjo saat membutuhkan insyinyur mesin
kelas 2 yang dimuat surat kabar de
Locomotief (5 September 1910) diberi keterangan bahwa surat lamaran agar
dikirim ke lokasi berikut, “te richten tot den Administrateur der Suikerfabriek
KALIREDJO bij Gombong” (ditujukan kepada Administrator Pabrik Gula KALIREDJO di
Gombong). Memang kata “bij” ini bisa bermakna “dekat” atau “terletak di”
tergantung konteks kalimatnya. Dalam iklan di atas, nampaknya lokasi kantor
administrateur terletak di Gombong sekalipun pabriknya terletak di Sumpiuh.
Dalam
berita surat kabar De Nieuwe
Vorstenlanden (15 Januari 1910) dituliskan, “Op de Suikerfabriek Kaliredjo
bij Gombong kan een magazijn meester geplaatst worden. Sollicitaties en
afschrift van certificaten aan den Administrateur te Gombong” (Seorang pengawas
gudang dapat ditempatkan di Pabrik Gula Kaliredjo dekat Gombong.
Permohonan dan salinan sertifikat ditujukan ke Administrator di
Gombong). Perhatikan kata Belanda “bij” (dekat) dan “te” (di).
Kembali
ke cerita pendek dalam buku pelajaran Boenga
Meloer yang menyebutkan keberadaan pabrik gula di Gombong memiliki sejumlah
kemungkinan yaitu lokasi pabrik gula berdekatan dengan Gombong atau kantor
administrateur pabrik gula berlokasi di Gombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar