Jika
membaca keterangan foto yang dimuat dalam laman https://collectie.wereldculturen.nl
disebutkan sebagai "Nieuw Pasar Gombong, Kedoe" (Pasar Baru di
Gombong Karesidenan Kedu). Sangat mungkin latar foto ini (pasar Gombong yang
diperbarui) di sekitar tahun 1925/1926 karena dalam laporan berita surat kabar De Locomotief (3 Maret 1926) tentang
rencana "verbetering" (perbaikan) pasar Sruni (dengan anggaran f
15.800), pasar Tumenggungan (dengan anggaran f 52.800) serta disebutkan
pemasangan pompa air di pasar Gombong, kabupaten Karanganyar (dengan anggaran f
5.060).
Ada
berita menarik mengenai aktifitas di pasar Gombong yang sudah diperbarui di
mana keberadaan pasar yang besar yang mampu menampung ratusan pedagang namun
masih saja terjadi praktik berjualan di pinggir jalan umum (openbaren weg).
Sejumlah bakul kayu memperjual belikan barang dagangannya sehingga membuat
kesemrawutan jalan raya. Jika ada opas menertibkan, untuk waktu sesaat para
pedagang bubar namun tidak lama kemudian para pedagang kembali ke tempat semula.
Demikian tulis berita De Locomotief
(4 Mei 1933)
Dalam
plang jalan depan pasar tersebut tertulis jarak dengan menggunakan
"paal" yaitu tonggak penanda titik ruas jalan atau luas bidang lahan,
seperti terlihat pada sepanjang jalan negara yang menghubungkan satu kota dengan
kota lain. 1 Paal=1,5 km.
Dengan
demikian ukuran jarak dari Gombong ke Banyumas 24 paal (36 km), Gombong ke
Cilacap 47 Paal (70,5 km), Gombong ke
Karanganyar 5 paal (7,5 km). Adakah pembaca tahu dari mana posisi foto ini
diambil sekitar tahun 1925/1926?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar