Kamis, 06 Juni 2013

PABRIK MINYAK KELAPA SARI NABATIASA: PERJALANAN SEJARAH DAN ANCAMAN KEPUNAHAN EKSISTENSI



Pabrik Minyak Kelapa Sari Nabati yang berada di wilayah kelurahan Panjer, terletak di sebelah timur Stasiun Kereta Api Kebumen. Kondisinya yang sekarang telah mengalami kerusakan, memudarkan pengetahuan historis masyarakat Kebumen khususnya para generasi muda yang tidak memiliki akses historis dari sebuah perusahaan milik pemerintahan kolonial Belanda tersebut.

Kontribusi di Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda 

Abdul Rasyid Asba dalam bukunya menyinggung keberadaan pabrik minyak kelapa di Kebumen meskipun tidak menyebutkan nama pabriknya sbb, “Secara keseluruhan, di Hindia Belanda telah berdiri Oliefabrieken Insulinde seperti Oliefabrieken Insulinde Kediri, Sentono, Blitar, Tulung Agung, Banyuwangi, Kebumen, Rangkas Bitung, Padang dan Makasar.

Setiap tahun, Oliefabrieken Insulinde tersebut secara teratur mengekspor minyak kelapa ke luar negeri. Misalnya dalam tahun 1924, jumlah ekspor minyak kelapa ke Eropa sekitar  7,96 juta liter, tahun 1925 menjadi 10,93 juta liter dan pada tahun 1928 meningkat menjadi 36,66 juta liter dan tahun 1930 turun menjadi 16,01 juta liter.

Grafik di atas menunjukkan bahwa minyak kelapa Hindia Belanda lebih banyak berasal dari Pulau Jawa. Hal ini disebabkan pula Jawa diprioritaskan untuk mengekspor minyak. Sedangkan luar Jawa lebih banyak mengekspor dalam bentuk kopra”[1].